Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Mengkhawatirkan, DKI Minta Pemerintah Pusat Intervensi PSBB

Widyastuti beralasan pengendalian penyakit menular tidak dapat difokuskan pada satu tempat tertentu.
Situasi pendaftaran untuk tes usap massal para pedagang ikan hias di lokasi binaan UMKM JP 23 Kecamatan Sawah Besar, Rabu (22/7/2020)./Antara
Situasi pendaftaran untuk tes usap massal para pedagang ikan hias di lokasi binaan UMKM JP 23 Kecamatan Sawah Besar, Rabu (22/7/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti meminta Pemerintah Pusat untuk melakukan intervensi yang lebih ketat terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek dan sejumlah kota besar lainnya.

Widyastuti beralasan pengendalian penyakit menular tidak dapat difokuskan pada satu tempat tertentu.

Menurut dia, PSBB dengan skala yang lebih masif perlu dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19.

“Dengan intervensi yang lebih masif, dengan dikatakan PSBB lebih ketat tadi, kalau hanya Jakarta, ya Jakarta tetap sih, tetapi kalau hanya di Jakarta itu tentunya kurang, perlu lebih tegas dari pihak tim pusat bagaimana mengatur Jakarta dan sekitarnya termasuk kota-kota besar lainnya,” kata Widyastuti dalam diskusi virtual bersama Lapor Covid-19 pada Rabu (9/9/2020).

Dia mencontohkan ada sejumlah pejabat di Pemerintah Pusat yang telah melakukan pekerjaan dinas ke luar wilayah DKI. Setelah kembali membawa virus dari luar wilayah DKI.

“Saya mendengar dan melihat ada beberapa institusi di tingkat pusat yang sudah melaksanakan tugas bekerja di luar provinsi balik ke Jakarta positif, dari Jakarta ada yang membawa keluar virus yang kembali ke Jakarta juga membawa virus,” ujarnya.

Menurut dia, 30 persen kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang berada di DKI Jakarta berasal dari warga di luar wilayah DKI Jakarta.

Dengan demikian, dia berpendapat, perlu diambil suatu kebijakan yang lebih masif untuk dapat menghentikan pergerakan orang antar provinsi.

“Tidak mungkin bicara pergerakan orang itu hanya di DKI Jakarta, berbicara penyakit menular hanya sebatas geografis Jakarta, mungkin tidak hanya di Jabodetabek tetapi di luar, seluruh Indonesia, bagaimana provinsi lain juga memberi penularan pada provinsi lainnya, kasus DKI murni DKI hanya 70 persen,” ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kondisi epidemiologis Covid-19 di wilayah DKI Jakarta selama sepekan terakhir tergolong mengkhawatirkan.

“Hari ini Gugus Tugas akan mengadakan rapat khusus mengevaluasi perkembangan terakhir kasus Covid-19 di Jakarta karena situasinya mengkhawatirkan, dalam satu minggu terakhir angka positivity rate di Jakarta itu 13,2 persen,” kata Anies kepada awak media, Rabu (9/9/2020).

Secara akumulatif, menurut Anies, sejak awal pandemi persentase kasus terkonfirmasi positif di DKI Jakarta mencapai 6,9 persen.

“Mengapa ini mengkhawatirkan karena kapasitas rumah sakit ada batasnya bila jumlah yang membutuhkan perawatan makin hari makin banyak di atas kemampuan kapasitas rumah sakit dan jumlah tenaga medis maka kita akan menghadapi masalah besar,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper