Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 DKI Memasuki Fase Genting, Ketua DPRD: Tegakkan Lockdown Mikro!

Perlu adanya pengawasan yang ketat dari Gugus Tugas Covid-19 di tingkat kelurahan untuk menekan penularn Covid-19 di DKI Jakarta.
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Pemprov DKI Jakarta akan memberikan sanksi berupa mencabut perizinan kepada perusahaan yang tetap beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kecuali delapan sektor yang memang diizinkan./ANTARA FOTO-Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Pemprov DKI Jakarta akan memberikan sanksi berupa mencabut perizinan kepada perusahaan yang tetap beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kecuali delapan sektor yang memang diizinkan./ANTARA FOTO-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Ibu Kota belakangan ini.

Prasetyo Edi Marsudi atau yang akrab disapa Pras ini meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan lockdown mikro pada RT dan RW Zona Merah di seluruh wilayah Ibu Kota.

"Ini harus cepat agar kasus penularan bisa segera ditekan. Karena memang kasus aktif di Jakarta sudah memasuki angka yang mengkhawatirkan," kata dia melalaui keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021).

Berdasarkan data corona.jakarta.go.id, total pasien Covid-19 yang ada di ibu kota saat ini, Senin (14/6/2021), sudah mencapai 17.444 orang. Dari jumlah pasien tersebut, sebanyak 7.410 pasien dirawat di rumah sakit dan 10.034 pasien menjalani isolasi mandiri.

Pras mengatakan rata-rata pasien tersebut berasal dari 265 kelurahan di DKI Jakarta. Terbanyak dari Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat dengan total 285 kasus.

"Kemudian tercatat di Kelurahan Cengkareng Timur 194 kasus, Pademangan Timur 187 kasus, Lubang Buaya 180 kasus, Kebon Jeruk 162 kasus, dan dari kelurahan-kelurahan lainnya," tuturnya.

Agar upaya mereduksi angka penularan efektif, dia menegaskan perlu adanya pengawasan yang ketat dari Gugus Tugas Covid-19 di tingkat kelurahan. Sebab, lemahnya pengawasan acap kali menjadi salah satu penyebab minusnya penanggulangan Covid-19.

"Karena itu kebijakan harus dibarengi dengan pengawasan. Di masalah ini aparatur yang tergabung dalam Satgas harus tegas. RT dan RW yang ditetapkan sebagai lockdown mikro harus diawasi dan dicukupi kebutuhan pangannya oleh kelurahan," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menuturkan kurva pandemi Covid-19 di Ibu Kota menunjukkan tren yang mengkhawatirkan lantaran adanya peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 pasca libur lebaran tahun ini.

Berdasarkan data Dinkes DKI, pada tanggal 31 Mei 2021 atau tepatnya saat perpanjangan PPKM Mikro sebelumnya, kasus aktif di DKI Jakarta sudah menyentuh di angka 10.658 dengan positivity rate 7,6 persen dari hasil tes PCR.

“Selama dua minggu ini, kenaikannya konstan dan cenderung mengalami lonjakan hingga per 14 Juni 2021 kasus aktif di Jakarta mencapai angka 19.096 atau naik 9.000-an kasus,” kata Widyastuti melalui keterangan resmi, Selasa (15/6/2021).

Malahan, beberapa waktu belakangan ini pertambahan kasus harian mencapai 2000, 2.300 hingga 2.700 dengan kenaikan positivity rate menyentuh di angka 17,9 persen.

Di sisi lain, Widyastuti menuturkan, pihaknya turut menyoroti ihwal keberadaan varian baru mutasi virus Sars-Cov-2, yakni varian yang berasal dari luar negeri, di mana transmisi virus ini sudah ada di Jakarta.

Widyastuti memaparkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.

“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper