Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta hati-hati dengan penawaran pembangunan terowongan terpadu.
SIMAK: Ini Berbagai Penyakit Akibat Perceraian
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengatakan meskipun sistem yang hampir serupa telah ada di Malaysia, belum tentu bisa diterapkan di Jakarta. Malaysia telah menerapkan stormwater management and road tunnel (SMART) yang dapat mengentaskan masalah banjir dan macet sekaligus.
Kendati demikian, hal itu bukan jaminan dan Pemprov diminta untuk hati-hati.
"Pemprov harus hati-hati karena ini belum tentu sesuai di Jakarta," ucapnya.
SIMAK: Inilah Markas Mata-mata di Negara Adikuasa
Terlebih, dia menilai biaya yang dibutuhkan tergolong tinggi namun tak diikuti dengan efisiensi yang tinggi pula. Dia pun menyarankan agar Pemprov lebih selektif. Pasalnya, tata ruang Malaysia dan Jakarta berbeda. Alhasil, keberhasilan di Malaysia belum tentu dapat
terulang.
"Biayanya tinggi tapi enggak efisien, Pemprov harus lebih selektif karena ini proyek besar," katanya.
BACA JUGA: Jakarta Integrated Tunnel Butuh Rp29 Triliun
Seperti diketahui, PT Antaredja Mulia Jaya sebagai investor menawarkan pembangunan dua terowongan dengan diameter 2x13 meter. Dari kedalaman 30 meter, akan dibangun jalan tol dengan saluran air di bawahnya. Adapun, ruas yang akan dibangun adalah ruas Pasar Minggu-Casablanca dan ruas Ulujami-Tanah Abang.
Sementara, ruas pertama, terowongan terpadu menghubungkan Bale Kambang-Manggarai dengan panjang 12 kilometer untuk mengendalikan aliran
sungai Ciliwung. Ruas lainnya, Ulujami-Tanah Abang diterpadukan dengan terowongan sepanjang 12 km untuk mengendalikan sungai Pesanggarahan. Proyek bernilai Rp29 triliun ini