Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan harga DKI Jakarta lebih lambat dibandingkan wilayah lain sehingga pada September masih mencatat inflasi 0,21% atau lebih tinggi dibanding dengan nasional yang deflasi 0,35%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan inflasi September tergolong rendah dibandingkan Agustus 0,95%, namun daerah luar Jakarta mengalami penurunan tingkat harga komoditas pertanian dan makanan lebih cepat.
“Jakarta juga turun tetapi bukan penghasil namun tidak secepat daerah penghasil, mungkin ini yang menyebabkan kita masih inflasi,” katanya disela mengumumkan inflasi September di kantor BPS DKI Jakarta, Selasa (30/10/2013).
Nyoto memperkirakan penurunan akan berlangsung pada 3 bulan ke depan meskipun dihadang hari besar agama Iduladha, Natal dan Tahun Baru. Hal itu didukung cuaca yang bersahabat sehingga tidak mengganggu pasokan komoditas pertanian ke Ibu Kota.
Laju inflasi tahun kalender 7,05% tidak beranjak terlalu tinggi artinya inflasi tahun ini berada di bawah 10%. “Saya rasa inflasi stabil sepanjang tidak ada gangguan. Saat ini inflasi kalender 7% harapan saya selama satu tahun di bawah single digit inflation.”
Kepala Bidang Statistik Distribusi Dody Rudyanto menambahkan dari 66 kota di Indonesia 80% mengalami deflasi artinya Cuma 13 kota yang mengalami inflasi. Dengan begitu nasional tertarik mengalami deflasi. “Tetapi dalam tiga bulan ke depan kemungkinan inflasi stabil meskipun ada idul adha,” katanya.
Sementara itu nilai ekspor non migas melalui DKI pada Agustus tahun ini mencapai US$3.010,58 juta turun 32,77% dibandingkan bulan sebelumnya US$4.478,28 juta dan lebih rendah 14,12% dibanding bulan yang sama 2012.
Adapun ekspor produk DKI Jakarta selama Agustus mencapai US$683,54 turun 31,40% dari bulan sebelumnya yang mencatatkan US$996,45 juta dan lebih rendah 14,09% dari bulan yang sama tahun sebelumnya.
Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai inflasi seharusnya bisa lebih rendah jika pemerintah daerah mengendalikan harga kebutuhan pokok. Seperti daging sapi dan ayam terlalu lama bertengger dengan harga stabil tinggi padahal bisa diturunkan melalui kebijakan pemerintah.
“Ini suatu pertanda bahwa pemprov DKI belum mampu menormalkan berbagai bahan pokok masyarakat,” ujarnya.
Pasar akan menyikapi penaikan permintaan bahan pokok menjelang Iduladha sehingga laju inflasi masih terus berlangsung sampai akhir tahun. Pemprov harus segera menjaga harga dengan mengelola BUMD komoditas seperti PD Dharma Jaya selaku distributor daging sapi, PT Food Station Tjipinang Jaya dan PD Pasar Jaya.