Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelontorkan dana hingga Rp2 miliar dalam mengakomodir pelaporan warga Ibu Kota terhadap keadaan di lingkungannya melalui sebuah aplikasi berbasis android.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DKI Jakarta Agus Bambang Setyowidodo mengatakan Rp2 miliar dianggarkan dalam Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2014.
"Untuk persiapan termasuk hardware-nya diperkirakan hingga Rp2 miliar. Itu diambil dari APBDP 2014," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (11/8/2014).
Lebih lanjut, software ini secara mekanisme akan meniru Safetipin. Perbedaan mencolok terletak pada kepemilikan database. Jika pada Safetipin, segala pelaporan warga akan tersimpan di kantong data milik Safetipin, sementara pada aplikasi ini database berada di Pemprov DKI. Alhasil, aksesnya akan lebih mudah.
"Kalau safetipin, data dari warga pelapor tersimpan di database safetipin. Tapi kalau aplikasi ini, datanya milik Pemprov DKI," tambahnya.
Hingga saat ini, pihaknya telah melakukan survey hanya tinggal menunggu proses lelang. Jika semua berjalan lancar, dia menargetkan agar Desember 2014 pelaporan warga dapat segera terakomodasi.
"Survei, persiapan sudah. Tinggal eksekusi saja. Kemungkinan Desember," tegasnya.
Sementara itu, mengenai peluncuran aplikasi Safetipin versi Bahasa Indonesia dia menganggap akan memperlengkap laporan warga terkait dengan keadaan lingkungannya. Seperti, gangguan berupa kerusakan fasilitas umum hingga keamanan lingkungan. Oleh karena itu, pihaknya pun menggandeng google map dan geospasial sebagai partner kerja.
"Kami kerja sama dengan geospasial dan google map yang ada di Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai jika aplikasi sejenis Safetipin jika sudah dapat digunakan, akan sangat membantu mengatasi kebocoran anggaran akibat penunjukkan langsung ke Kepala Suku Dinas.
"Jadi, nanti enggak ada lagi penunjukkan langsung ke Kasudin- Kasudin. Kebocorannya bisa sampai Rp200 juta kalau 1.000 kan bisa Rp200 miliar. Kan bahaya," jelasnya.
Hal senada dikatakan Pengamat Perkotaan Nirwono Joga mengatakan aplikasi sejenis Safetipin menjadi awal perwujudan penerapan konsep smart city di Jakarta. Tapi yang harus diperhatikan, aplikasi itu harus mudah digunakan walaupun jumlah masyarakat yang melek teknologi di DKI jumlahnya banyak.
"Yang penting aplikasinya mudah digunakan. Itu menjadi modal awal Jakarta sebagai smart city," katanya.