Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) siapkan lahan seluas 100 hektare untuk pembangunan kompleks rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Direktur Utama PT Jakpro, Budi Karya Sumadi menuturkan penyediaan lahan seluas 100 hektare tersebut untuk membantu Pemprov DKI dalam memperbanyak rusunawa di Jakarta.
Rencananya, lahan yang akan dibangun rusunawa terletak di wilayah perbatasan antara Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Saat ini, lahan yang telah siap 50 ha dan akan bertambah 50 ha menjadi 100 ha pada akhir tahun 2014.
Rusunawa ini, lanjutnya, akan dijadikan tempat relokasi warga bantaran kali dan waduk yang terkena proyek normalisasi maupun pengerukan.
Budi mengatakan lokasi lahan pembangunan rusunawa dekat dengan pusat ekonomi dan didukung sarana infrastruktur serta transportasi.
"Hal tersebut dilakukan agar warga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari dan tidak sulit mengakses transportasi,” ujarnya, Senin (11/8/2014).
Pihaknya tidak menginginkan rusunawa yang akan dibangun seperti rusunawa Marunda.
Rusunawa Marunda yang dibangun 2004 oleh Pemerintah Pusat, menurutnya, kurang efektif karena jauh dari pusat ekonomi dan jaringan transportasinya minim.
Rusunawa tersebut, tambah Budi, akan terbebas dari banjir sebab beberapa polder telah dibangun di lokasi tersebut untuk tempat pengelolaan air dan pengendali banjir.
"Kami pertimbangkan untuk bangun infrastruktur pendukung, seperti polder air," ucapnya.
Polder ini pun dapat menjadi sumber air baku warga rusun sebab airnya akan diambil dari Kanal Banjir Timur (KBT).
Budi menambahkan untuk mencegah banjir, Jakpro juga menyiapkan 1.000 Ha untuk ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar lahan rusunawa tersebut.
“Rusunawa ini akan dilengkapi penghijauan untuk menjaga kestabilan tanah dan lingkungan. Jalan di area rusunawa juga dibangun selebar 22 meter agar transportasi massal bisa melewati jalan di sana," tuturnya.
Kebutuhan listrik dan gas rusunawa juga dipasok dari jaringan pipa gas Muara Karang hingga Marunda yang dibangun Jakpro dengan Perushaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina.
"Suplai gas nantinya akan dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik dan juga kebutuhan gas untuk memasak penghuni," kata Budi.