Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RETRIBUSI RUSUNAWA: Ini Alasan Ahok Ngotot Pakai Auto Debet

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berkeras hati menerapkan sistem auto debet guna menarik retribusi dari rumah susun sewa (rusunawa). Berikut alasannya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berkeras hati menerapkan sistem auto debet guna menarik retribusi dari rumah susun sewa (rusunawa). Berikut alasannya.

Menurutnya, dengan mengunakan sistem auto debet penarikan retribusi semakin jelas. Dengan sistem ini retribusi akan langsung mengalir ke kas daerah. Pasalnya, selama ini terlalu banyak transaksi bawah meja yang terjadi antara penyewa dan Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah.

"Saya lihat ada niat supaya bisa tetap terjadi transaksi permainan," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki di Balai Kota, Jumat (5/9/2014).

Belum lagi, soal rusunawa yang disiapkan untuk merelokasi warga dari kawasan kumuh itu kerap dipindahtangankan. Rusunawa yang dikenai retribusi Rp150.000 perbulan diperjualbelikan ke golongan menengah dengan harga hingga Rp200 juta perunit.

"Rusun ini banyak sekali pengalihan hak kepada yang tidak berhak," katanya.

Dia menilai hal inilah yang membuat program untuk melenyapkan kawasan kumuh terhambat. Penghuni rusunawa lebih memilih mengantongi uang dari makelar ketimbang tinggal di rusunawa. Sebagai gambaran, dia menjelaskan keuntungannya mencapai Rp30 juta perbulan.

"Kalau anda oknum, pakai nama-nama orang kuasai 10 unit, sewakan Rp3 juta saja Rp30 juta tiap bulan," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya membangun cash management system (CMS) dengan menggandeng Bank DKI. Dia menganggap kemungkinan pemalsuan dapat ditekan. Hal ini karena kartu penghuni rusunawa dapat berfungsi pula sebagai kartu debet yang dilengkapi pin, foto dan nama pemilik. Dengan demikian, semua akan lebih mudah termonitor. Selain itu, ganjaran pemalsuan pun akan lebih berat karena termasuk ranah kejahatan perbankan.

"Kalau palsukan kartu rusunawa, itu kejahatan perbankan. Kamu akan saya tuntut lebih berat," ucap Ahok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper