Bisnis.com, TANGSEL - Permintaan armada shuttle bus dari sejumlah kawasan permukiman di wilayah Tangerang Selatan ke pusat kota di Jakarta cenderung terus meningkat.
Kondisi tersebut antara lain terlihat dari antrean calon penumpang di tempat keberangkatan bus, terutama pada jam sibuk pagi saat berangkat dan pulang kerja sore.
Kondisi lalu lintas yang semakin padat di hampir seluruh jalan masuk jantung Kota Jakarta, berikut kenyamanan, keamanan dan keramahan awak bus menjadi alasan simpelnya.
Marzuki, warga Bintaro Jaya Tangerang Selatan, mengatakan setiap hari ke kantornya di Jl Sudirman Jakarta naik Trans Bintaro dari shelter Bintaro Trade Center (BTC) dengan tarif Rp13.000 per orang.
“Ongkos setiap hari naik shuttle bus itu lebih murah dari pada pakai mobil sendiri. Belum stresnya menghadapi kemacetan lalu lintas yang semakin parah,” katanya menjawab Bisnis.com, Senin (8/9/2014).
Dia merupakan salah satu warga kawasan permukiman yang berharap jumlah armada shuttle bus ditambah sehingga frekuensi keberangkatan antar bus bisa lebih cepat pada jam-jam sibuknya.
Petugas operasional bus Trans Bintaro di BTC membenarkan armadanya belum mencapai 10 unit dan tidak semuanya dioperasikan karena harus ada cadangan kalau ada yang mogok di jalan.
Operasinal shuttle bus Trans Bintaro rute BTC Bintaro Jaya-Ratu Plaza Jakarta PP itu dibagi dalam tiga bagian yaitu pagi pukul 05.45-08.30 WIB sebanyak 8 keberangkatan setiap 20 menis sekali.
Selanjutnya siang pada jam 09.00-14.00 WIB tersedia 6 keberangkatan setiap 1 jam sekali dan sore pukul 15.00-19.00 WIB sebanyak 9 perjalanan atau setiap 30 menit diberangkatkan.
Situasi yang hampir sama dialami pelanggan shuttle bus Trans Graha Raya yang beroperasi dari perumahan Graha Raya Bintaro Tangsel ke Ratu Plaza PP dengan tarif Rp18.000 per orang.
Danof Daniel, warga cluster Adena Graha Raya, mengatakan karena keterbatasan armada Trans Graha Raya maka banyak warga yang terpaksa naik kereta Commuter Line atau pergi ke shelter BTC untuk naik Trans Bintaro.
Padahal, lanjutnya, untuk ke stasiun kereta api atau shelter BTC itu naik ojek, yang tarifnya cukup mahal. Bahkan kalau malam setelah pukul 19.00 WIB mencapai Rp25.000 sampai rumah.
“Kami berharap pihak pengembang dapat menambah jumlah armada shuttle bus Trans Graha Raya karena peminatnya cenderung semakin banyak,” ujarnya