Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA LPG NAIK, Omzet Usaha Kecil Merosot

Pengusaha mikro, kecil dan menengah di Jakarta dan daerah sekitarnya kembali mengalami tekanan akibat melonjaknya biaya produksi.
Harga liquefied petroleum gas (LPG) ukuran 12 kg naik 23% dari Rp92.800 per tabung menjadi Rp114.300 per tabung. /Bisnis.com
Harga liquefied petroleum gas (LPG) ukuran 12 kg naik 23% dari Rp92.800 per tabung menjadi Rp114.300 per tabung. /Bisnis.com

Bisnis.com, TANGSEL - Pengusaha skala mikro, kecil dan menengah di Jakarta dan daerah sekitarnya kembali mengalami tekanan akibat melonjaknya biaya produksi.

Komponen biaya produksi mereka membengkak menyusul kenaikan harga liquefied petroleum gas (LPG) ukuran 12 kg sebesar 23% dari Rp92.800 per tabung menjadi Rp114.300 per tabung.

Kenaikan harga LPG tabung isi 12 kg yang diberlakukan mulai hari ini, 10 September 2014, disikapi dengan pasrah oleh para pengusaha skala usaha mikro, kecil dan menengah itu.

Marwan, pengusaha warung makan Warteg di Rampoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, mengatakan hanya pasrah menghadapi kenaikan harga gas itu dengan segala dampaknya.

“Kami orang kecil nggak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah menerima kenaikan harga gas, sambil terus berusaha menjaga supaya warung tetap bisa jualan,” katanya menjawab Bisnis.com, Rabu (10/9/2014).  

Sarman Simanjorang, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia DKI Jakarta, mengatakan ribuan UMKM seperti pengusaha restoran, café, warung makan, dan katering merasakan dampak kenaikan harga gas LPG.

“Apalagi kenaikannya relatif dekat dengan kenaikan tarif dasar listrik dan diperkirakan tidak lama lagi harga bahan bakar minyak juga akan naik,” ujarnya.

Menurutnya, tarif dasar listrik, serta harga gas dan BBM merupakan komponen biaya produksi yang menjadi salah satu pertimbangan dalam menetapkan harga jual produk UMKM.

Para pengusaha UMKM akan mencari solusi terbaik untuk menjaga kualitas produk dan loyalitas konsumennya, misalnya dengan mengurangi sedikit ukuran produknya.

Seluruh solusi yang diupayakan para pengusaha tersebut, lanjutnya, adalah agar omzet merekat tidak turun secara drastis yang membuat usahanya rugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper