Bisnis.com, TANGERANG— Pemerintah Kota Tangerang belum mengonsultasikan lebih lanjut proyek light rail transit (LRT) dengan Asian Development Bank (ADB).
“Beluma ada komunikasi lagi dengan ADB, mungkin [sebelum ke ADB] harus didetilkan dulu,” ucap Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah di Tangerang, Selasa (21/4/2015).
Pada akhir tahun lalu Pemkot Tangerang dan ADB bertemu di Filipina. Ketika itu, selain ADB ada Cities Development Initiative for Asia (CDIA) dan beberapa negara funding, yakni Jerman, Swedia, Austria, dan Australia hendak menjadikan Tangerang sebagai pilot project pengembangan kota di Indonesia.
Arief menjelaskan, dirinya sempat meminta ADB, CDIA dan negara-negara funding untuk mengalokasikan dana block grand kepada Kota Tangerang.
Dana tersebut biasanya dialokasikan untuk proyek penataan kawasan kumuh, air bersih, dan sektor lainnya termasuk transportasi publik di sejumlah daerah.
“Belum ada info lagi dari ADB. Saat ini lahan untuk LRT ini sudah siap,” ujar Arief.
Pemkot Tangerang hendak mengembangkan moda transportasi massal berupa LRT pada 2016 guna mengurai macet. Minimnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2015 yang hanya Rp3,84 triliun tak mungkin cukup membiayai seluruh kebutuhan investasi LRT, karena itu proyek dini digarap business to business.