Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILKADA DEPOK: Menakar Sosok Dimas-Babai di Pilkada Depok 2015

DPP PDI Perjuangan telah resmi mengusung Dimas Oky Nugroho untuk maju di pilkada Kota Depok 9 Desember 2015.
Pasangan Dimas-Babai/Miftahul Khoer
Pasangan Dimas-Babai/Miftahul Khoer

Bisnis.com, DEPOK- DPP PDI Perjuangan telah resmi mengusung Dimas Oky Nugroho untuk maju di pilkada Kota Depok 9 Desember 2015.

Dimas, selaku pengamat politik dari Akar Rumput Strategic Consulting itu akan bersanding dengan Babai Suhaimi selaku calon wakil wali kota Depok dari Partai Golkar Depok.

Pengusungan dua nama ini membuat peta politik di Kota Belimbing mengejutkan sebagian pihak, terutama para kader internal partai banteng. Pasalnya, penetapan nama Oky dinilai begitu cepat dan instan.

Padahal, sudah jauh-jauh hari internal PDIP di Depok terkesan berhati-hati menjaring sejumlah nama, mulai dari Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka, Ketua Kadin Kota Depok Wing Iskandar, aktivis dan pengusaha Rudi Samin, mantan Ketua PB HMI Nur Fajrieansyah, Ketua Kosgoro Depok Ibrahim Kadir Tuasamu dan lainnya.

Namun, semua nama itu kandas dan penjaringan nama bakal calon internal PDIP Kota Depok seolah sia-sia. Alhasil, sejumlah pihak merasa kecewa pada penetapan Dimas-Babai, Selasa (21/7/2015) di Gedung Sekarpeni Depok.

Sejumlah kader secara terang-terangan berteriak menolak pengusungan kedua nama tersebut saat DPP dan DPW PDIP meresmikan nama Dimas-Babai. Penetapan pasangam Dimas-Babai ricuh dan gaduh. Para petinggi partai pun berhasil meredam kekisruhan. Beberapa pembuat gaduh diamankan.

Dimas Oky Nugroho, yang juga aktif jadi staf ahli di Kantor Presiden itu tak mau bicara panjang lebar mengenai proses penetapan dirinya dicalonkan menjadi orang nomor satu di Depok.

Dia hanya merasa bersyukur telah diberi amanat oleh DPP PDIP untuk bisa bertarung di Pilkada Depok 2015. Penetapan rekomendasi sendiri telah dikeluarkan partai pada 14 Juli lalu.

"Intinya saya memeroleh berkah Ramadan ini dengan menerima amanat untuk maju di pemilihan kepala daerah Depok. Ini tantangan tersendiri bagi anak muda seperti saya," ujar Dimas.

Bagi Dimas, Depok merupakan miniatur pemerintahan Indonesia. Kota dengan dua juta penduduk itu adalah salah satu ujung tombak pembangunan Jakarta yang tak lain adalah Ibu Kotanya republik ini.

Maka dengan membenahi Depok terlebih dahulu, kata Dimas, niscaya pemerintahan di seputaran Jakarta akan berimbas positif. Oleh karena itu, pria yang menyabet Doktor Muda lulusan Australia ini menyoroti beberapa hal dalam pencalonanya ini.

Visi misi Dimas dalam rencananya membawa Depok jika terpilih nanti akan berfokus pada pembenahan kota, kesejahteraan masyarakat dan peningkatan infrastruktur. "Saya ingin membuat taman di Depok. Karena saya lihat kota ini begitu gersang," katanya.

Gaya Dimas dalam proyeksinya membawa Depok ke depan memang mengisyaratkan untuk mengikuti cara memimpin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wali Kota Bandung Ridwan Kami.

"Justru saya harus lebih baik dari Bandung," katanya.

Dengan mengusung rencana pembenahan kota, atau memperbanyak taman, dia berharap ke depan Depok menjadi kota yang terbuka. Karena saat ini dia menilai Depok adalah kota tertutup. Semua pertemuan kebanyak dilakukan di tempat tertutup.

"Saya ingin dengan adanya taman, semua aktivitas bisa dilakukan di taman," paparnya.

Janjinya yang lain adalah membenahi infrastruktur kota yang dia rasa selama dipimpin Nur Mahmudi Ismail selama 10 tahun tidak memberikan dampak bagi masyarakat.

Pembenahan jalan, sekolah, dan tempat umum lainnya, kata dia merupakan kunci kemajuan sebuah kota. Dengan demikian infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama.

Dia juga memerhatikan keragaman penduduk Kota Depok yang dihuni oleh berbagai suku, ras dan agama. Dimas menuturkan isu-isu yang berkaitan dengan tiga sektor tersebut sangat sensitif di berbagai daerah.

Dengan demikian dia ingin meningkatkan toleransi yang selama ini telah dibangun. Dia berharap apabila terpilih, solidaritas antar umat beragama, suku dan ras bisa lebih lagi.

"Saya juga ingin meningkatkan pelayanan publik di Depok. Harapannya semua masyarakat punya hak sama. Tidak seperti saat ini yang saya rasakan pelayanan pemerintah belum begitu maksimal," ujarnya.

Dari sekian rencana pembangunan di Kota Depok. Salah satu impian terbesar Dimas dalam membangun Depok adalah menjadikan kota tersebut Silicon Valley yang dapat digunakan warga-warga kreatif di dalamnya.

Namun, dia mengaku tak mudah meraih dukungan pencalonannya dengan Babai. Dia berharap khusus pada kader PDIP di Depok untuk bekerja sama memenangkan Pilkada Depok 2015. Oleh karena itu, dia punya incaran sendiri siapa pemilih yang bakal dibidiknya. "Tentu saja kalangan anak muda. Para pemilih galau," ujarnya sambil tertawa.

Lain Dimas, lain pula Babai Suhaimi. Sebelum ada rekomendasi penetapan pasangan. Anggota DPRD Depok Fraksi Partai Golkar jauh-jauh hari telah begitu percaya diri akan disandingkan dengan Rieke Diah Pitaloka.

Sayang, kenyataan berkata lain. Meskipun satu lembaga survey lokal menempatkan dirinya sebagai tokoh Depok yang memiliki elektabilitas kedua terbanyak setelah Rieke, toh akhirnya dia bersanding dengan Dimas.

Pencalonan Babai juga menjadi perhatian besar kader partai banteng yang tidak sependapat dengan disandingkannya Babai dengan Dimas.

Seorang pengunjuk rasa yang menerobos masuk barikade pengamanan saat peresmian Dimas-Babai mengatakan, bahwa Babai sempat menghina PDIP. "Tapi kenapa jadi dia yang jadi calon wakilnya," ujar seorang yang mengaku kader PDIP itu.

Tapi Babai tampaknya tak mau ambil pusing. Dia melihat perbedaan pendapat adalah sebuah proses demokrasi dalam politik. Yang jelas, kata dia, impian besar dalam pencalonannya untuk memajukan Depok.

Salah satu visi untuk mengubah Depok adalah menciptakan keindahan di berbagai titik kota. Dia ingin Depok dapat berubah seperti kota-kota maju lainnya.

Terkait pencalonannya dengan Dimas, dia sudah merasa klop dan satu hati. "Jangan tanya keyakinan saya. Kalau tidak yakin, mana mau saya maju bersama Dimas," paparnya.

Ketua DPC PDIP Kota Depok Hendrik Tangke Allo membantah apabila pengusungan Dimas Oky Nugroho pada pencalonan pilkada Depok titipan dari Istana Presiden.

Hendrik mengatakan Dimas diusung melalui penjaringan langsung dari PDIP Pusat. "Tidak benar itu pencalonan titipan Istana," katanya.

Dia mengklaim Dimas mengikuti penjaringan melalui DPP PDIP bukan dari daerah. Sebab, katad ia, penjaringan calon itu bisa dilakukan di DPC, DPW dan DPP. "Nah, Dimas ini dari pusat," ujarnya.

Hendrik menuturkan pihaknya selaku Ketua DPC PDIP Depok hanya memiliki wewenang sebatas mengusulkan siapa kader internal partai yang memiliki kriteria. Tetapi yang menetapkan ada di pusat.

Dengan demikian, beberapa nama kader internal PDIP Depok yang mengusulkan diri tetapi gagal pada rekomendasi pusat itu bukan wewenangnya. "Dan bukan berarti nama-nama yang gugur itu kriterianya tidak bagus," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper