Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mendorong agar pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Hal itu kembali disampaikan Basuki, lantaran ditemukan sapi yang terindikasi terkena antraks. Tujuannya untuk melindungi masyarakat dari penyakit yang bisa ditularkan dari hewan.
"Makanya orang tidak diizinkan lagi pemotongan hewan itu darahnya ke tanah. Sebaiknya di RPH, ini sudah ada buktinya seperti itu," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Menurut Basuki, spora yang terkandung dalam darah hewan terjangkit antraks bisa hidup hingga 60 hari. Sehingga saat darah ditanam di tanah maka akan sangat berbahaya bagi warga. "Terus spora itu bisa sampai 60 hari hidup. Nah, kalau ada hewan dari luar (kota) nggak diawasi langsung potong kan bahaya," ucapnya.
Ke depan, tambah Basuki, Pemprov DKI Jakarta akan meningkatkan pengawasan terhadap peredaran hewan di Jakarta. Selain itu, dirinya juga meminta kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan peredaran hewan. Jika ditemukan hewan dengan gejala penyakit antraks untuk segera melaporkan.
"Kalau dia mengandung antraks ada sapi atau hewan yang ada di situ langsung tertular lalu mati. Kalau mati dia tanam lagi nggak ngerti, nggak lapor. Kalau ada anak kecil main di tanah itu bisa tertular. Makanya ke depan kalau mau potong kita awasi," ungkapnya.
Ada Hewan Kurban Terindikasi Kena Antraks, Ini Komentar Ahok
Ada Hewan Kurban Terindikasi Kena Antraks, Ini Komentar Ahok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
47 menit yang lalu
Situasi Keamanan H-2 Pencoblosan Pilkada Jakarta 2024
1 hari yang lalu
Ridwan Kamil Klaim Punya Survei Internal, Lampaui Pramono-Doel?
1 hari yang lalu
Ridwan Kamil Optimistis Menang di Pilkada Jakarta
1 hari yang lalu