Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkelahian di Otista Bogor. Satu Tewas. Pemkot dan Muspida Bogor Berjaga-jaga

Bentrok antara dua warga di Jalan Otista, Kota Bogor, yang menewaskan satu orang dan lainnya luka-luka membuat Pemkot dan Muspida Bogor berjaga-jaga mencegah munculnya kejadian serupa.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Bentrok antara dua warga di Jalan Otista, Kota Bogor, yang menewaskan satu orang dan lainnya luka-luka membuat Pemkot dan Muspida Bogor berjaga-jaga mencegah munculnya kejadian serupa. 

Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menyikapi serius kasus keributan di Jalan Otista yang berujung kematian dengan melakukan upaya antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Pemkot Bogor bersama-sama Muspida terus berkoordinasi mengantisipasi hal-hal seperti kejadian di Jalan Otista tidak terulang lagi," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Bogor, Kamis (10/3/2016).

Bima mengatakan pascakejadian tersebut, Pemkot Bogor dan Muspida dalam hal ini Polres Bogor, TNI, dan Kesbangpol melakukan investigasi untuk melakukan pemetaan di lapangan terkait motif yang menyebabkan terjadinya aksi kekerasan.

"Motifnya masih didalami, yang pasti peristiwa itu konflik personal, belum ada informasi melibatkan organisasi skala besar," katanya.

Menurut Bima, langkah antisipasi perlu dilakukan, mengingat lokasi kejadian merupakan kawasan yang masuk dalam program prioritas penataan transportasi di Kota Bogor, yakni diberlakukannya sistem satu arah (SSA).

Selain itu, beredar informasi keributan yang terjadi dipicu perebutan lahan parkir oleh kelompok massa yang menguasai kawasan Pasar Bogor dan Jalan Otista.

"Ada kekhawatiran terhadap pihak-pihak tertentu yang merasa terkendala dengan adanya kebijakan baru penataan kawasan pasar menjadi agenda penting dan SSA. Ini kita komunikasikan lagi," kata Bima.

Kapolsek Bogor Tengah Kompol Prasetyo menyebutkan perkelahian yang terjadi di Jalan Otista bukanlah perkalian antarorganisasi masyarakat, tetapi murni perkelahian yang melibatkan personal karena adanya salah paham.

"Untuk motif, sampai saat ini masih didalami oleh pihak kepolisian serta proses penyelidikan dan penyidikan masih berjalan," katanya.

Ia mengatakan motif awal yang diperoleh ada masalah pribadi antara ketiga orang yang terlibat perkelahian.

Hal tersebut diyakini dari keterangan istri Rusyandi, 48, yang tewas dengan samurainya sendiri.

"Jadi ini murni karena masalah pribadi, tidak ada kaitannya dengan ormas," katanya.

Prasetyo menambahkan, sampai saat ini pihak yang luka-luka belum bisa dimintai keterangan karena pascaoperasi kemarin malam yang saat ini kondisinya masih di bawah pengaruh obat.

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa perkelahian terjadi Selasa (8/3/2016) sekitar pukul 03.00 dini hari, antara Kusnali, 42, dan anaknya Rizki, 17, dengan Rusyandi.

Ketiganya terlibat perkelahian yang berawal ketika Rusyandi menyerang Rizki yang sedang duduk di parkiran Jalan Otista.

Tidak terima anaknya diserang, Kusnali balik menyerang dan terjadi baku hantam saling rebutan samurai.

Akhirnya Rusyandi tewas setelah dibacok dengan samurai miliknya sendiri.

Polisi masih mendalami kasus tersebut, termasuk apakah penyerangan yang dilakukan oleh Kusnali hingga menewaskan pemilik samurai karena upaya mempertahankan diri atau sebaliknya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper