Bisnis.com, TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang Selatan optimistis kinerja investasi di kawasan ini kembali membaik pada kuartal mendatang seiring dengan program tax amnesty yang digulirkan pemerintah saat ini.
Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMT) Banten, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Tangsel melesat menjadi US$64,5 juta pada kuartal II/2016 dari sebelumnya US$ 810.000 (yoy).
Selain nilai investasi yang mengalami pertumbuhan pesat, jumlah proyek PMA di kawasan ini juga tercatat meningkat dari 20 proyek pada kuartal II/2015 menjadi 80 proyek sepanjang April-Juni 2016.
“Investor sudah realistis dengan sektor yang bisa digarap di Tangsel yakni perdagangan, jasa, dan properti. Ketiga sektor itu kebanyakan diminati oleh investor mancanegara, meski ada beberapa investor dalam negeri yang berminat pada tiga sektor unggulan Tangsel ini,” kata Kepala Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD) Kota Tangerang Selatan Oting Ruhiyat kepada Bisnis, Kamis (18/8/2016).
Adapun, PMA di Tangsel didominasi oleh investor yang berasal dari China, Korea Selatan, Inggris, dan Singapura pada periode yang sama.
Sebaliknya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Tangsel tidak menunjukkan adanya pergerakan sejak kuartal II/2014.
Oting menyebutkan kemungkinan tidak adanya investasi dalam negeri ke Tangsel karena kawasan ini sudah tidak banyak memiliki alternatif sektor unggulan akibat keterbatasan tanah.
“Kemungkinan investasi dalam negeri merupakan lanjutan dari proyek tahun lalu sehingga nilainya tidak terlihat hingga semester I/2016. Intinya kami positif terhadap program tax amnesty terhadap ekonomi daerah, meski sosialisasinya harus terus digencarkan,” ucapnya.
Meski Tangsel masih menjadi primadona investasi asing di Banten, Oting mengkhawatirkan rencana pemerintah memangkas APBN 2016 senilai Rp133,8 triliun. Pemangkasan tersebut meliputi pengurangan belanja kementerian/lembaga Rp65 triliun dan dana transfer daerah Rp68,8 triliun.
“Belanja pemerintah juga merupakan katalisator pembangunan daerah sehingga rencana ini akan berpengaruh terhadap sensitivitas pertumbuhan ekonomi daerah,” tambahnya.