Bisnis.com, TANGERANG—Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang menyiapkan aplikasi yang menyerupai aplikasi Ojek Online yakni Sistem Jemput Sampah (Sijesam) dalam penanganan sampah di pemukiman.
Kepala DKP Tangerang Ivan Yudianto mengatakan aplikasi Sijesam rencananya mulai dibuat pada awal tahun depan dan ditargetkan rampung pada Juli 2017, sehingga pertengahan tahun bisa direalisasikan.
Menurutnya, sistem kerja aplikasi tersebut berdasarkan laporan masyarakat jika menemukan adanya tumpukan sampah atau sampah yang tak terangkut. Nantinya, DKP bisa langsung menindaklanjuti dengan mengirim petugas ke lokasi dan mengangkut sampah.
"Jika aplikasi ojek online untuk menjemput penumpang, maka Sijesam menjemput sampah yang tak terangkut. Aplikasi jemput sampah ini merupakan ide dari Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah yang menginginkan adanya sistem penanganan sampah secara cepat melalui laporan masyarakat mirip ojek online,” ucapnya, mengutip keterangan resminya, Jumat (25/11).
Apalagi, setelah adanya Perwal Nomor 12 Tahun 2016 tentang pelimpahan sebagian kewenangan Walikota kepada kecamatan, sebagian tanggung jawab pengangkutan sampah ke tingkat kelurahan dan pengawasan oleh pihak kecamatan.
Oleh karena itu, DKP melakukan inovasi dan terobosan guna mengatasi masalah sampah yang menjadi pekerjaan rumah setiap kabupaten/kota di Indonesia. "Ini pun bagian dari percepatan pelayanan melalui teknologi informasi," tuturnya.
Sebelumnya, DKP Kota Tangerang telah memiliki aplikasi kebersihan sebagai upaya pengelolaan sampah secara terpadu. Adapun sistem online tersebut yakni Sistem Informasi Tenaga Harian Lepas (SITHL), Sistem Informasi Lacak (Silacak), dan Sistem Informasi Timbang (Sitimbang)
Selanjutnya, DKP juga memiliki Sistem Informasi Taman Tematik (Sitante), Sistem Pengelolaan tugas dalam pemeliharaan Taman (E-Man) dan aplikasi pengingat daftar aktifitas bagi petugas dan pengawas (E-Ling).
Kepala Bidang Kebersihan DKP Tangerang Buceu Gartina menambahkan upaya penanganan sampah di wilayah yakni dengan mengoptimalkan beberapa komunitas penggerak sampah mampu mengurangi sampah sekaligus dapat memgolah smapah menjadi barang yang bernilai.
"Pembinaan komunitas peduli sampah yang terus dilakukan hingga kini dan difasilitasi alat, adalah upaya mengurangi sampah dari sumbernya sehingga tak semua diangkut dan dibuang ke TPA Rawakucing," katanya.
Terkait pelimpahan kewenangan dan membantu kemudahan pengangkutan sampah, pemkot telah memberikan sarana berupa 104 unit bentor dan truk sampah. Tak hanya itu saja, pemkot juga melimpahkan supir truk, 117 joki bentor, 456 kernet truk dan 15 tenaga pengawas kelurahan.