Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Prediksi Kondisi Inflasi di Ibu Kota Agustus 2017

Bank Indonesia memprediksi tekanan inflasi harga barang-barang di DKI Jakarta pada Agustus 2017 akan kembali menurun.
Ilustrasi: Pedagang menata barang dagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta/Antara-Widodo S. Jusuf
Ilustrasi: Pedagang menata barang dagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta/Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi tekanan inflasi harga barang-barang di DKI Jakarta pada Agustus 2017 akan kembali menurun.

Kepala Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Donny P. Joewono mengatakan hal tersebut bisa terjadi lantaran adanya keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kebijakan kenaikan listrik yang sudah diterapkan beberapa bulan sebelumnya.

"Jika memperhatikan pergerakan harga di pasar dan rencana pemerintah, kemungkinan tekanan inflasi di Ibu Kota hingga akhir Agustus lebih rendah dibandingkan dengan bulan lalu," ujarnya pada Rabu (2/8/2017).

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, tingkat inflasi sepanjang Juli mencapai 0,40%. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan Juni yang 0,46%.

Dia menuturkan realisasi tersebut didorong oleh turunnya harga-harga komoditas yang termasuk dalam kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan hanya mencatat kenaikan indeks harga sebesar 0,06% (m-t-m), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,12% (mtm).

Selain itu, stabilnya pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang dan beberapa kebutuhan pokok, seperti bumbu-bumbuan, di pasar menjadi indikator terjaganya suplai beras di Jakarta. Sejalan dengan berakhirnya periode Lebaran, tekanan harga dari kelompok sandang juga melemah.

"Melemahnya tekanan harga pada kelompok sandang didorong oleh penurunan tekanan harga pada subkelompok komoditasnya seperti subkelompok sandang pria dewasa dan subkelompok sandang wanita dewasa," katanya.

Meski demikian, kenaikan harga pada beberapa komoditas yang termasuk dalam sub kelompok transpor, tembakau, dan pendidikan, menahan laju penurunan inflasi Jakarta. Angkutan udara mencatat kenaikan harga sebesar 13,12% (m-t-m). Kenaikan harga ini lebih tinggi dari periode lebaran yang mencatat kenaikan harga 12% (m-t-m).

Respons pelaku usaha terhadap kebijakan pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan cukai hasil tembakau pada awal tahun 2017 melalui penyesuaian harga pada rokok kretek dan rokok kretek filter secara bertahap masih berlanjut.

Pada Juli 2017 harga rokok kretek dan rokok kretek filter meningkat masing-masing sebesar 1,19% dan 1,44% (m-t-m).

Memasuki awal tahun ajaran baru, kegiatan konsumsi masyarakat terhadap komoditas terkait dengan pendidikan juga meningkat. Pada bulan Juli 2017 subkelompok pendidikan mencatat inflasi 1,16% (mtm).

"Selesainya masa libur sekolah akan menyebabkan berkurangnya tekanan inflasi untuk kelompok ini pada periode mendatang," ucapnya.

Di samping itu, Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi DKI Jakarta tetap solid mengawal perkembangan harga akan menjadi faktor kunci terkendalinya harga-harga di Jakarta, terutama harga pangan.

Pasalnya, lanjut Donny, program-program yang lebih terencana baik dan berkesinambungan terus dilakukan oleh tiga BUMD pangan DKI Jakarta, yaitu PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya dan PD Pasar Jaya.

Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan pihaknya juga terus berkomitmen untuk tetap menjaga inflasi di Jakarta tetap stabil dengan melalui program-program yang dilakukannya.

Dia memberi contoh, pada Agustus ini pihaknya akan meresmikan Jakgrosir sebagai upaya menghilirkan kebutuhan pokok masyarakat di Jakarta.

Menurutnya, beroperasinya Jakgrosir membuat pedagang bisa membeli dengan menggunakan kartu khusus yang dikeluarkan PD Pasar Jaya sebagai alat transaksi.

Dia meyakini skema transaksi tersebut dapat membantu pedagang untuk memperoleh sumber barang berkualitas dan murah sehingga diharapkan dapat menjaga stabilisasi harga di pasar.

"Jika masyarakat bisa mendapatkan produk dengan harga lebih murah,maka tentu akan membantu menstabilkan harga dan ikut menekan inflasi," ujarnya.

Saat ini, kata dia, PD Pasar Jaya juga sudah membeli tiga unit mesin controlled atmosphere storage (CAS) yang ditempatkan di Pasar Induk Kramatjati sebagai komitmen menjaga ketersediaan barang.

Menurutnya, setiap mesin tersebut nantinya mampu menyimpan komoditas bawang dan cabai masing-masing unit sebesar 20 ton, sehingga harga terus tetap terjaga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper