Bisnis.com, JAKARTA--Kota dan Kabupaten Tangerang berpotensi menjadi mitra strategis Ibu Kota Indonesia apabila dapat mengisi kekosongan yang dialami Jakarta. Selain sebagai tetangga, Tangerang juga memiliki potensi industri kreatif.
“Sebetulnya, Tangerang itu kota metropolitan yang berpotensi menjadi mitra Jakarta, tetapi Tangerang tidak boleh di bawah bayang-bayang Jakarta dan harus bisa menjadi mitra kolaborasi dalam kerja sama di banyak hal,” ujar Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna di Jakarta, Rabu (13/09/2017).
Dia menjelaskan pengembangan sisten transportasi kereta api bandara yang saat ini sedang dikembangkan dapat menjadi pintu masuk Tangerang untuk berkembang menjadi kota kelas dunia. Transportasi dan konektivitas yang baik dapat membuka potensi bagi Tangerang untuk memaksimalkan pertumbuhan potensi-potensi daerahnya di berbagai sektor.
"Artinya dengan adanya KA Bandara, Tangerang punya kemampuan untuk mengelola stasiun-stasiun yang dilewatinya. Bisa saja nanti stasiun Tangerang itu juga ada transit oriented development (TOD) bukan sekadar sebagai lintasan dari Jakarta saja,” tambahnya.
Untuk jangka panjang, menurutnya, Tangerang dapat berkembang menjadi kota terintegrasi pendamping ibukota Jakarta. Tangerang dapat menjadi kota mandiri kelas dunia sekaligus gerbang transit yang akan memberikan kemudahan akses ke kota-kota maupun pusat bisnis di daerah sekitarnya.
Transportasi dan konektivitas akan menarik bisnis, industri dan aktivitas sosial serta ekonomi untuk tumbuh semakin pesat. Tangerang dapat menjalin kerja sama dan sinergi dengan swasta untuk meminimalisir pembiyaan dari anggaran pemerintah. Kolaborasi ini diyakini dapat menciptakan multiplier effect yang luas.
Dia menambahkan Tangerang juga memiliki potensi pengembangan industri kretif yang ramah lingkungan. Pengembangan lainnya bisa berupa pergudangan untuk kebutuhan industri logistik. “Ketika Tangerang bisa menyediakan tempat usaha bagi industri ekonomi kreatif dengan pusat perdagangan itu sangat luar biasa," imbuhnya.
Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf Poppy Savitri mengakatan Bekraf tengah melakukan edukasi industri kreatif di daerah-daerah dengan mengirimkan ahli-ahli di bidangnya untuk menggali potensi yang dimiliki daerah-daerah di seluruh Indonesia. Pengembangan daerah, jelasnya, harus bertolak dari potensi yang dimiliki daerah tersebut.
“Misalnya daerah itu unggul di batik sehingga kirim desainer-desainer, lalu daerah lain unggul di batubara tapi yang mengelola yang bukan masyarakat sehingga mereka tetap tidak maju. Untuk itu perlu dicari potensi lain yang ada mulai dari sumber daya manusia hingga alamnya,” terangnya.
Poppy menambahkan potensi yang ada itu dapat membangun ekosistem berkesinambungan sehingga ada benang merah yang menyatukan semuanya dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
“Jadi mereka tidak perlu melakukannya ke Jakarta tapi bisa dilakukan di daerahnya sendiri sehingga sistem yang dibangun bisa berjalan seterusnya dan masyarakat harus merasa memiliki dan terus berkesinambungan menjaga ekosistem yang diciptakannya tersebut,” tandasnya.