Bisnis.com, JAKARTA – DKI Jakarta menargetkan realisasi investasi bisa tembus Rp100 triliun di 2018 dengan mempermudah proses perizinan guna menggaet sejumlah investor asing.
Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengatakan target tersebut merupakan langkah awal untuk mengundang pemilik modal untuk berinvestasi di Ibukota.
Menurutnya dengan menetapkan target Rp100 triliun di 2018 dirinya mengharapkan adanya kenaikan setiap tahunnya sehingga dalam lima tahun mendatang diperkirakan investasi di Jakarta akan berkembang pesat.
“Jadi dalam lima tahun, kalau misalnya kami bisa setiap tahun ada kenaikan 50% - 100% kami akan [menerima] sampai Rp1.000 triliun,” ujarnya di Jakarta, Minggu (19/11).
Dia menuturkan potensi investasi di Jakarta ada begitu besar terlebih lagi dengan proyek seperti pembangunan transit oriented development di sejumlah titik di Jakarta yang akan mendatangkan banyak kesempatan investasi.
Sandiaga yang baru saja kembali dari ICD (Investment Corporation of Dubai) Global Investment Forum yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada Sabtu (18/11) lalu mengatakan dengan tersedianya berbagai peluang investasi yang tersedia Jakarta, bahkan Indonesia akan menjadi wilayah inovasi yang prospektif di Asia.
Baca Juga
"Kita berkomitmen untuk membuka lembaran baru investasi DKI ke depan yang lebih kondusif. Salah satu langkahnya dengan membangun infrastruktur berbasiskan public partnership yang disandingkan dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang siap bermitra,” ujarnya.
Dia menyebutkan sektor pariwisata, infrastruktur dan retail merupakan sektor investasi potensial yang banyak disinggung oleh para tamu undangan ICD Global Investment Forum.
“Walaupun retail sedang slow down, katanya mau ada dua investor retail dari Dubai yang menyatakan keinginannya untuk investasi di Jakarta. Mereka juga tertarik dengan konsep TOD,” tuturnya.
Dia melanjutkan dengan adanya potensi kerjasama, Sandiaga mengatakan akan membentuk koneksi antara investor dengan sejumlah BUMD guna melaksanakan mandat baru yakni mencari sumber pendanaan baru.
Mengingat pada Rancangan APBD 2018 sejumlah BUMD seperti PT MRT Jakarta, PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Saran Jaya mengalami pengurangan dana penanaman modal daerah.
“BUMD akan kami koneksikan dengan suara investor ini supaya mereka bisa kerjasama tentunya untuk mengembangkan pembangunan yang bisa menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” katanya.
Jakarta Jadi Tujuan Investasi di Asia
Edy Junaedi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, menyatakan pihaknya tengah mengupayakan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota tujuan utama investasi di Asia.
Sampai dengan September 2017, realisasi investasi di Jakarta melampaui Rp74,8 Triliun atau meningkat 76% dari periode yang sama tahun lalu.
"Jakarta harus menjadi kota tujuan investasi utama di Asia. Untuk itu, kami senantiasa melakukan inovasi untuk kemudahan izin investasi dan berbisnis di Jakarta. Nantinya akan banyak membuka lapangan pekerjaan baru ," ujarnya, Sabtu (18/11).
Menurutnya upaya memperbaiki kemudahan perizinan sangat berpengaruh jika DKI ingin mengundang lebih banyak pemilik modal untuk berinvestasi di Ibukota.
Beberapa bentuk inovasi yang sudah dilakukan oleh DPMPTSP DKI antara lain Antar Jemput Izin Bermotor (AJIB), Mobil AJIB, Tanya PTSP 1500-164, Antrian Online, Tanda Tangan Elektronik, Jasa Arsitek Gratis untuk bangunan rumah tinggal dengan luasan dibawah 200 meter persegi.
Selain itu DPMPTSP baru-baru ini meresmikan system perizinan IMB 3.0, layanan Fast Track, dan PTSP Goes To Mall.
Selanjutnya, DPMPTSP akan mengembangkan inovasi Jakarta Information and Investment Center dan Qualified Consultant.
Berdasarkan data DPMPTSP DKI Jakarta, Peringkat Ease of Doing Business (EoDB) Jakarta saat ini berada di posisi 76, jauh lebih unggul dari China (78), Afrika Selatan (82), India (100), Filipina (113) dan Brazil (125).
“Selain itu, biaya labour yang terjangkau juga menjadi daya tarik investor asing untuk menanamkan modal di Jakarta,” tuturnya.