Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merilis aplikasi layanan kesehatan berbasis digital seperti Gojek.
Co-Founder Aplikasi Jakarta Sehat (AJS) Budi Setyanto mengatakan di Jakarta masih banyak kasus terkait dengan masyarakat yang malu mengonsultasikan penyakit yang diidapnya.
“Seperti TBC salah satunya, ke depan masyarakat juga bisa mengonsultasikan kesehatannya ke dokter terkait melalui AJS yang akan diresmikan Pemprov DKI dalam waktu dekat,” ujar Budi dalam keterangan resmi pada Minggu (3/6/2018).
Menurut informasi yang dihimpun, angka penderita tuberkulosis (TBC) di DKI Jakarta tergolong tinggi yaitu 37.000 kasus pada 2017. Akan tetapi, banyak warga Jakarta yang enggan melaporkan dirinya atau keluarganya terjangkit TBC kepada pemerintah atau puskesmas.
Salah satu warga Jakarta di bilangan Jakarta Timur, Aminuddin, mengaku ada keluarganya mengidap TBC, tetapi dia malu untuk melapor dan belum mendapatkan penanganan kesehatan selayaknya.
Menurutnya, keluarganya baru mengetahui mengidap TBC setelah diperiksa oleh seorang dokter yang tinggal di lingkungan rumahnya.
“Sudah lama salah satu anggota keluarga saya itu batuk-batuk. Namun, dia malu berobat ke puskesmas,” ujarnya.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan TBC membunuh 1,5 juta orang pada 2014. Bukti ini menjadikan TBC juga sebagai penyebab kematian yang lebih banyak daripada HIV/AIDS (1,2 juta kematian).
Penemuan ini tak mengagetkan sebab lebih banyak dana yang disalurkan untuk pengobatan HIV/AIDS daripada TBC pada dekade terakhir ini.