Bisnis.com, JAKARTA – Ribuan buruh hari ini turun ke jalanan dalam rangka memperingati Hari Buruh atau May Day.
Massa buruh memenuhi jalan sekitar Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda sejak pagi tadi untuk merayakan Hari Buruh. Selain berorasi perayaan ini diisi oleh berbagai macam aksi mulai dari orasi, aksi teatrikal hingga dangdutan.
Dari pantauan terdapat sekitar enam serikat di arena ini, yakni Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN), Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI), Front Perjuangan Rakyat (FPR), Serikat Pekerja Nasional (SPN), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI), dan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI).
Para buruh menutut agar Presiden Jokowi menemui langsung mereka. Buruh pun mempertanyakan, alasan keengganan Jokowi menemui buruh hari ini. "Baru tahun ini, kami tidak boleh sampai Istana. Kenapa? Jokowi belum mau menyambut kami di Istana," ujar orator dari FSPASI.
Massa buruh menyesalkan aksi mereka hari ini dihadang oleh petugas keamanan yang berjaga. Pada peringatan May Day 2019 ini, penyampaian orasi massa buruh hanya dipusatkan di sekitar patung kuda.
Buruh dari berbagai serikat itu menuntut yang sama yakni meminta dicabut Peraturan Pemerintah No 78 tahun 2015 tentang pengupahan yang dinilai membuat upah murah karena penghitungan upah berdasarkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi bukan kebutuhan hidup layak.
Koordinator FPR Rudi HB Daman mengatakan saat ini situasi masyarakat Indonesia dari berbagai macam sektor tidak semakin baik dan pemerintah dinilai tak memperhatikan rakyat.
"Mereka ingin menjelaskan bahwa situasi sekarang dalam pemerintahan Jokowi itu bukan semakin baik. Pemerintahan sekarang adalah pemerintahan anti-rakyat," ucapnya.
Selain itu, massa buruh dari KSPN juga menyesalkan pada perjuangan buruh kali ini tak serempak turun ke jalanan. Hal itu dikarenakan ada serikat yakni KSPI yang menyelenggarakan acara di Istora Senayan.
"Perjuangan buruh, perjuangan yang turun ke jalanan bukan bersenang-senang di Senayan. Ini bukan perjuangan politik," ucap orator dari KSPN.