Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahok Ingin Rusun Hadir di Johar Baru

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluhkan tentang permasalahan di kawasan Johar Baru.

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluhkan tentang permasalahan di kawasan Johar Baru.

Pasalnya, setiap satu meter persegi di Johar Baru ditempati sebanyak 17 orang.

Pria yang kerap disapa Ahok ini ingin membangun kampung deret di lokasi tersebut tetapi terkendala masalah karena memiliki sertifikat hak milik yang sudah puluhan tahun.

"Mereka belum tentu mau kasih juga sertifikat yang sudah puluhan tahun. Nah.. harus mendata lagi dan cari cara agar mau kasih ke kami," ujarnya di Balai Kota, Kamis (27/3/2014).

Jika ada yang punya tanah seluas 100 meter persegi, lanjutnya, akan dibangun rumah susun.

Orang yang memiliki tanah tersebut mendapatkan 3 unit rumah susun dan selebihnya diberikan kepada orang lain [warga di Johar Baru].

"Intinya pak gubernur ingin membangun kampung yang sehat, jadi harus bangun tinggi. Bangun tinggi enggak mungkin subsidi kalau pakai lift, dan rencananya akan vang tower lain yang seperti apartemen tetapi harga sewa indekos. Uang dari apartemen tersebut rencananya akan nutup biaya rusun," tuturnya.

Nantinya, lanjut Ahok, pada lantai dasar rumah susun tersebut akan dibangun pasar yang kiosnya tidak dipungut biaya sewa untuk pedagang sehingga dapat menjadi lahan pekerjaan para penghuni.

Namun, Ahok belum tahu kapan pembangunan rumah susun dan kampung deret ini akan mulai dibangun karena menunggu kerelaan warga Johar Baru untuk memberikan tanah mereka, walaupun tanah ini sama-sama milik penduduk Indonesia.

"Misalnya, ada orang yang punya rumah 50 m2 yang berantakan dan jelek, kami rapikan tetapi cuma 36 m2, enggak apa-apa kan? Lebih baik karena suratnya jadi lengkap," katanya.

Kendati demikian, jika ada orang yang punya rumah 20 m2, lalu rumah orang tersebut menjadi seluas 36 meter persegi akan membuat kecemburuan bagi warga yang punya rumah luas.

"Kamu juga marah dong, ngerasa engga fair dan iri. Padahal yang tanah gede udah setuju. Kalau kecil tanah yang sama 36 m2 ya ada ketidakrelaan. Kalo enggak rela ya enggak dibangun," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper