Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Kaercher Indonesia akan melakukan pembersihan Monumen Nasional (Monas) dari 5 Mei hingga 18 Mei 2014.
Kaercher Indonesia merupakan anak perusahaan teknologi pembersih Kaercher yang berasal dari Jerman.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menuturkan sejak pembersihan pertama kali pada 1992, hingga saat ini belum dilakukan pembersihkan kembali monumen yang dibangun pada 1961 itu.
Menurutnya, Monas merupakan salah satu lambang perjuangan Bangsa Indonesia sehingga harus dijaga keindahannya dan dibersihkan secara rutin agar nyaman dikunjungi wisatawan domestik maupun internasional.
"Sudah 22 tahun Monas belum dibersihkan lagi. Makanya, kami kerja sama dengan mereka," ujarnya di Balai Kota, Rabu (2/4/2014).
Pemprov DKI, lanjut Ahok, memilih Kaercher kerena perusahaan tersebut sudah pernah membersihkan monumen dan bangunan bersejarah di negara lain, seperti Basilika St. Petrus pada 1998 dan Gunung Rushmore Amerika Serikat pada 2005.
"Kami tidak mau ambil risiko, Monas dijadikan uji coba perusahaan yang belum tentu bergerak dalam pembersihan monumen bersejarah. Harus profesional karena takut akan merusak marmer Monas," katanya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan Monas yang memiliki ketinggian 98 meter ini pembersihannya tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), tetapi murni dari pihak Kaercher.
"Mereka mau jual produk Kaercher, kami juga dong iklan tentang Monas. Nanti waktu mereka nawarin ke negara lain, ada Monas yang lagi dibersihkan gitu," ucap Ahok.
Ahok berharap dengan adanya kerja sama ini dapat membuka kerja sama dengan perusahaan lain yang ingin membersihkan monumen bersejarah lainnya.
"Tujuannya, kami harapkan perusahaan lain iri hati kepada Kaercher. Kalau banyak yang iri hati, nanti kami terima pembersihan museum lainnya. Gratis ini," tuturnya.
Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani mengatakan tidak akan menutup seluruh kawasan Monas untuk wisatawan selama pembersihan. Yang hanya ditutup adalah puncak dan cawan Monas sehingga pengunjung dapat pergi ke ruang pembacaan teks proklamasi.
Setiap harinya, Monas dikunjungi 2.000-2.500 orang pada hari biasa dan dia yakin tidak akan mengalami penurunan pengunjung karena pembersihan Monas.
"Adanya acara ini akan menambah antusias masyarakat yang ingin melihat dari bawah orang memanjat Monas," kata Rini.