Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Lebaran 2014, Omzet Baju Anak Diprediksi Tak Seheboh Tahun Lalu

Tiga bulan jelang Ramadan tahun ini, tingkat penjualan baju muslim anak di kawasan Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat belum ada tanda-tanda kenaikan
 Pasar Tanah Abang/Bisnis
Pasar Tanah Abang/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA– Tiga bulan jelang Ramadan tahun ini, tingkat penjualan baju muslim anak di kawasan Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat belum ada tanda-tanda kenaikan.

Sejumlah pedagang mengemukakan jika dibandingkan dengan tahun 2013, penjualan tahun ini omzet saat Ramadan diprediksi lebih rendah. 

“Seharusnya bulan-bulan sekarang jelang Lebaran, banyak pembeli yang datang. Tahun ini buruk  (permintaan) pasarnya,” keluh salah satu penjaga kios baju muslim anak di kawasan Pasar Tanah Abang Blok B, Lantai SLG, Selasa (15/4/2014).

Menurutnya, urusan biaya masuk anak sekolah menjadi faktor penurunan pembelian masyarakat. Selain itu, penjualan baju muslim anak berbeda dengan baju muslim orang dewasa yang dipakai untuk keseharian.

“Mungkin pada memikirkan biaya sekolah anak. Selain itu kan baju muslim anak kan biasanya dipakai waktu hari-hari besar seperti Ramadan. Tentunya berbeda dengan baju muslim orang dewasa yang biasa dipakai sehari-hari atau pergi ke pesta. Tingkat penjualannya lebih bagus,” imbuhnya.

Hal senada juga Kondisi inilah yang dialami oleh beberapa pedagang baju muslim anak. Ovy, salah satu karyawan baju muslim anak “Habibi” juga mengatakan omzetnya saat ini masih di kisaran Rp2 juta. Lain halnya dengan Rizal. Pemilik “Syifa Collection” yang menjual perlengkapan baju muslim anak ini mengaku omzet saat ini berada di kisaran Rp3 juta per hari. Namun, itu masih dinilai rendah.

“Biasanya udah ramai tuh waktu-waktu gini. Biasanya memang ketika banyak event, kayak kemarin kan habis pemilu, penjualan menurun. Enggak tahu kenapa. Kalau ramai biasanya bisa 10 juta per hari,” ujar Rizal saat ditemui Bisnis, Selasa (15/4).

Rizal pun mengatakan, dalam sekali transaksi ia pun bisa meraup omzet Rp1 Miliar. Penjualan itu dilakukan dengan pedagang yang membawa barang ke Sri Lanka.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper