Bisnis.com, BEKASI – Masalah kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan sumber pembiayaan masih menjadi kendala bagi pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kota Bekasi menjelang berlakunya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015.
Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu menyayangkan saat ini sejumlah produk luar negeri sudah menguasai pasar lokal. Padahal, produk yang sama juga bisa dihasilkan oleh UMKM di Kota Bekasi.
"Saya prihatin sekarang saja di pusat perbelanjaan sudah didominasi oleh produk asing yang sebenarnya bisa dihasilkan UMKM lokal," katanya, Selasa (15/7/2014). Menurutnya, kualitas produk UMKM lokal masih sulit bersaing dengan produk luar negeri.
Peningkatan kualitas, jelasnya, sulit dilakukan sebab sumber pembiayaan untuk mengembangkan produknya, guna bersaing dengan produk asing, masih minim. Dengan kesulitan pendanaan itu, UMKM sulit meningkatkan kualitas SDM untuk bisa meningkatkan kualitas produk.
Kondisi itu, kata Ahmad, menyebabkan tingkat penyerapan produk UMKM lokal hingga saat ini masih terhitung rendah. Keterbatasan itu, sambungnya, menyulitkan pelaku usaha untuk meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan produk, misalnya peningkatan kualitas kemasan.
"Kesiapan SDM dan juga pembiayaan masih jadi masalah utama untuk menghadapi itu [MEA]," katanya. Untuk itu, Pemkot Bekasi berupaya untuk memperkenalkan produk-produk UMKM andal di kota ini, seperti melalui pameran.
Upaya tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat menambah jaringan kemitraan pelaku usaha, baik dengan menarik para pemilik modal maupun perbankan untuk menyalurkan dananya bagi peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.
Pemkot juga terus memberi dukungan berupa bantuan dana dan pelatihan teknis. "Misalnya untuk Kube [kelompok usaha bersama] yang produknya tidak kalah dengan produk luar. Kami alokasikan Rp20 juta per kelompok. Walaupun itu masih tidak cukup," ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik mencatat sumbangsih UMKM bagi pendapatan domestik regional bruto (PDRB) terus meningkat. Pada 2012, sektor UMKM menyumbang 47,85% bagi PDRB Kota Bekasi sebesar Rp45,9 triliun.
Data yang sama menyatakan sektor usaha ini memiliki keunggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.