Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Kereta Api (INKA) selaku produsen bus Transjakarta gandeng (ariculated) mengklaim menggunakan produk dan teknologi terbaik untuk sistem sambungan bus.
General INKA M Pramudya mengatakan sistem sambungan yang digunakan di bus merk Inobus menggunakan produk dan teknologi dari Jerman Hubner.
Disebutkan Pramudya, Hubner merupakan produsen terbesar di dunia untuk sistem artikulasi baik di bus maupun di kereta api.
"Dalam design dan aplikasi pemasangan juga diinspeksi dan dikomunikasikan dengan pihak Hubner untuk memastikan sistem sambungan bisa berfungsi dengan baik," kata Pramudya dalam rilis yang diterima Bisnis.com, Senin (11/8/2014).
Pramudya menjelaskan dalam insiden patahnya sambungan bus Transjakarta gandeng pada Kamis (7/8/2014), baut yang mengikat sistem artikulasi ke chassis patah.
Kemungkinan patahnya baut dapat disebabkan karena beban dinamis yang berlebihan atau sebagian baut yang cacat operasional belum sempat diganti.
"Namun, penyebab utama yang lebih perlu dicermati dari hal tersebut adalah karena beban operasional yang melebihi desain normal, seperti beban penumpang yang sering overload, ketidakrataan jalan yang ekstrem, dan waktu perawatan harian yang relatif singkat," lanjutnya.
Selain kemungkinan-kemungkinan tersebut, Pramudya juga menyebutkan pengemudi bus Transjakarta koridor XI yang patah menyalahi standard operating procedure (SOP) setelah mendengar suara tidak normal di sambungan.
Seharusnya, bus harus tetap dimajukan ke depan secara pelan, tidak dimundurkan karena membuat badan bus bagian belakang tertarik, sedangkan badan depan tetap pada posisinya.
Untuk mencegah kejadian patahnya bus Transjakarta gandeng tidak terulang lagi, INKA sangat mendukung rencana Pemprov DKI dan Transjakarta untuk melibatkan pihak produsen dalam perawatan bus karena dinilai membuat pihak operator dapat fokus dalam bisnis intinya, yaitu mengoperasikan bus.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama sempat mempertanyakan teknologi yang digunakan oleh INKA dalam menyambung bus Transjakarta gandeng. "Kita akan lihat, kalau dia enggak ada teknologi yang jelas, kita tidak akan beli lagi produk-produk yang mudah patah. Gitu aja cara hukumannya," tegas Ahok.