Bisnis.com, BEKASI - Kota Bekasi dinilai belum siap menghadapi persaingan pasar pada saat berlakunya masyarakat ekonomi Asean pada 2015.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bekasi Purnomo Nurmaidi mengatakan pemerintah terlambat dalam mengantisipasi pemberlakuan MEA pada tahun depan.
Menurutnya, para pengusaha, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota Bekasi belum dipersiapkan dengan matang.
Dia mengkhawatirkan para pelaku UMKM Kota Bekasi tidak mampu bersaing dengan pengusaha dan produk asing.
"Pemerintah Kota terlambat mengantisipasi ini. Ketika dihadapkan pada kondisi riil, mereka akan tergilas persaingan, baik itu produk dan harga," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (28/9/2014).
Purnomo menuturkan selama ini pemkot telah memberikan pendampingan berupa pelatihan dan bantuan dana, terutama bagi UMKM. Namun, lanjutnya, selama ini pemkot belum pernah melakukan evaluasi atas upaya peningkatan kualitas pelaku usaha lokal.
Padahal, Purnomo mengatakan evaluasi berkala menjadi hal penting bagi peningkatan kualitas UMKM dalam menghadapi MEA.
"Standar materi balai pelatihan dan hasilnya tidak pernah dievaluasi. Mesti ada evaluasi periodik," ungkapnya.
Pelaku UMKM, sambungnya, perlu mendapat perhatian khusus pemkot di sisa waktu yang ada. Sementara itu, dia meyakini pelaku usaha besar Kota Bekasi akan mampu bersaing saat MEA berlaku.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi Amit Riyadi mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas UMKM lokal dalam menghadapi MEA. Langkah tersebut, ujarnya, dilakukan dengan memberikan pelatihan, bantuan dana bergulir dan memfasilitasi pemberian standar nasional Indonesia (SNI).
"Kita melakukan itu untuk mendorong pelaku usaha lokal dalam bersaing," ujarnya.