Bisnis.com, JAKARTA - Hingga kini, siapa orang yang bakal menjadi wakil gubernur DKI menggantikan Basuki Tjaha Purnama, yang akrab dipanggil Ahok, masih gelap-gulita. Banyak nama disebutkan. Padahal, Ahok bakal segera menduduki jabatan DKI 1, usai dilantik menjadi orang nomor satu di Indonesia pada 20 Oktober 2014.
Mau tahu, speerti apa calon penggantinya, ini komentar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama: "Agar posisinya kelak ditempati oleh sosok yang mau bekerja keras, jujur dan bisa bekerja sama dengan dirinya saat kelak menjadi gubernur".
"Kalau saya maunya orang yang jujur dan juga pekerja keras. Namun disamping itu, tentunya dia juga harus punya rekam jejak yang jelas," kata Wagub Basuki yang segera menjadi Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2014), seperti dilansir Antara.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, sosok yang jujur dan mau bekerja keras merupakan kriteria pemimpin yang dibutuhkan Kota Jakarta saat ini.
"Jakarta butuh pemimpin yang jujur dan mau bekerja keras, sehingga pembangunannya bisa berjalan dengan baik," ujar Ahok.
Sementara itu, terkait dua nama yang sering kali disebut untuk menggantikan posisinya, yaitu Ketua DPD PDIP DKI Boy Sadikin dan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohammad Taufik, Ahok mengaku menyerahkan keputusan itu kepada partai.
"Saya serahkan keputusan itu sepenuhnya kepada kebijakan partai. Hanya saja, kalau memang saya boleh memilih, saya ingin sosok pemimpin yang seperti mantan Wali Kota Blitar, yaitu Djarot Saeful Hidayat," tutur Ahok.
Kendati demikian, mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku akan tetap membuat rekomendasi mengenai sosok yang akan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta selanjutnya kepada DPRD DKI Jakarta.
"Saya akan membuat rekomendasi sendiri. Saya akan pilih orang yang tidak bermasalah dengan saya. Kalau nanti orang yang dipilihkan oleh partai ternyata kurang cocok, saya bisa saja tidak setuju. Saya yakin saya punya kewenangan itu," ungkap Ahok.
Sementara itu, belum lama ini,Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari mengatakan Pemilu Presiden 2014 memenangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan otomatis menggeser posisi Wakil Gubernur, Basuki T. Purnama (Ahok) ke kursi DKI I. Artinya, wewenang untuk menentukan siapa DKI II berada di PDIP selaku salah satu partai pengusung Jokowi-Ahok.
Menurutnya, mekanisme penggantian wakil gubernur DKI Jakarta sepenuhnya ada di tangan partainya. "Semuanya kan ada aturannya. Kalau sekarang posisi Pak Jokowi naik, maka elemen ini harus diukur. Bahwa kemudian untuk menggenapi gubernur dan wakil gubernur ya itu jatahnya PDIP," kata Eva di ruang sidang Komisi III DPR RI, Komplek Parlemen Senayan. Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014).