Bisnis.com, JAKARTA - Maraknya prostitusi dipandang oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bukanlah hal baru. Ahok justru lebih prihatin pada lokalisasi-lokalisasi pinggiran yang murah dan berpotensi meningkatkan angka HIV/AIDS ibu-ibu rumah tangga DKI Jakarta.
Pembunuhan Tata Chubby misalnya, akhirnya Ahok sudah menugaskan semua Walikota DKI Jakarta untuk mendata para pemilik kos dan siapa penghuninya. Ahok pun meyakini ada kontrol publik baik dari SKPD dan masyarakat sipil yang kuat untuk membantu pengawasan.
"Lurah juga harus lebih cerdas, ya jelas ada kos-kosan perempuan yang banyak masa kamu tidak curiga perempuan cantik keluar masuk kos terus ada laki-laki. Peraturan kos jelas, tidak bisa menerima tamu lawan jenis di dalam kamar, lalu ada jamnya," jelasnya di Balai Kota.
Ahok sudah memerintahkan pendataan di seluruh Jakarta. Meskipun begitu Ahok tidak lantas melakukan pendataan di beberapa arena lokalisasi Jakarta seperti di Mangga Besar dan Kali Jodoh. Ahok tidak ingin menambah konflik.
"Jakarta itu mau tidak mau sudah lokalisasi, semua orang tahu. Itu tidak berbahaya karena orang sudah mengerti kondom. Yang bahaya PSK bawah. Kamu bayar kondomnya saja sudah lebih mahal dibandingkan membayar PSK-nya," paparnya.
Ahok menilai lokalisasi kelas bawah ini sangat memprihatinkan karena para ibu-ibu miskin tersebut hanya menggantungkam hidupnya dari prostitusi. Ia menilai satu-satunya cara adalan melakukan penyuluhan dan pembinaan untuk menekan angka HIV/AIDS yang meningkat di Jakarta.