Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengakui kelanjutan merger antara PT PAM Jaya dengan perusahaan air minum PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) kini sebatas saling melengkapi sumber pasokan air bersih.
Agus mengaku seharusnya PT PAM dan Palyja sudah seharusnya bekerjasama. Hal ini mengingat masing-masing perusahaan air minum memiliki teritorial penyebaran airnya masing-masing. Dia menilai baik Palyja, ataupun Aetra. Karena Palyja di sisi barat Jakarta, sementara Aetra sisi timur.
"Arahan Pak Gubernur selama ini Palyja investasi sudah banyak, dan istilahnya bagaimana caranya supaya PAM itu diserahkan kepada beliau [Pemprov DKI] karena memang perusahaan itu nilainya harus dilakukan melalui Asisten Ekonomi," ungkap Agus.
Agus mengaku proses akuisisi itu seharusnya juga masuk dalam ranah anggota dewan, hanya urusan teknis saja yang menjadi tanggung jawab Dinas Tata Air.
"Pemerintah akan support penyediaan air baku karena kalau dilihat dari Land Subsidence atau permukaan tanah menurun disebabkan oleh pengambilan air tanah tidak diimbangi dengan penyerapan air tanah lagi," jelasnya.
Solusi agar tanah di Jakarta tak terus menurun adalah dengan menyetop pengambilan air tanah dalam. Sedangkan, pengambilan air tanah dangkal tidak terlalu berpengaruh terhadap penurunan muka tanah, sehingga tak perlu dilarang. Oleh sebab itu dibutuhkan Perda yang juga mengatur pengambilan air tanah oleh gedung-gedung pemerintahan.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan pihaknya akan melakukan reklamasi untuk mengurangi dampak penurunan muka tanah.
"Pemprov DKI juga bekerja keras memikirkan pengelolaan air. Kami sepakat untuk membuat investasi besar dalam pengelolaan air," kata Ahok.