Bisnis.com, DEPOK—Pemerintah Kota Depok mengungkapkan tidak memiliki anggaran perawatan gedung yang terdapat di kompleks Balaikota. Padahal, bangunan di arela kompleks tersebut dinilai rentan ambruk.
Pada 23 Mei lalu, atap gedung Perpustakaan Daerah Depok ambruk akibat tidak kuat menahan genangan air. Kemudian pada 3 Juni, gedung Dibaleka I sebagai kantor sejumlah dinas juga ambruk dengan kasus yang sama.
Manto, Kepala Bagian Umum Pemertintah Kota Depok menuturkan perawatan gedung yang ada di kompleks Balaikota bukan wewenang pihaknya. Tetapi sudah menjadi bagian Dinas Tata Ruang dan Permukiman.
"Kita tidak punya anggaran perawatan gedung. Paling kita hanya memperbaiki gedung yang rusak. Jadi kalau ada yang rusak baru kita perbaiki," paparnya ketika ditemui di Balaikota Depok, Jumat (5/6/2015).
Menurut Manto, Bagian Umum Pemkot Depok memiliki anggaran hanya untuk perawatan parsial seperti perawatan lift, air conditioner, alat tulis kantor dan lainnya.
"Perawatan secara keseluruhan gedung itu bukan wewenang kami," paparnya.
Manto menuturkan anggaran perawatan sebesar Rp3 miliar untuk tahun ini baru terpakai sekitar 30%. Rinciannya, kata dia, telah digunakan untuk perbaikan unit pengolahan sampah, memngungsikan kembali ruang terbuka hijau dan perawatan lainnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Kota Depok Komisi C Edi Masturo menuturkan pihaknya akan mengaudit anggaran yang dikelola bagian umum. Dia mengaku heran bahwa gedung-gedung di Balaikota Depok kerap ambruk hanya karena genangan di atap air.
Edi mengatakan akan mendesak Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail untuk mencopot atau memindahkan jabatan yang bertanggung jawab terkait kepemilikan aset daerah tersebut.