Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Cities Summit 2015: Bangun Industri di Kota Penyangga untuk Cegah Kemiskinan

Para panelis New Cities Summit 2015 dalam diskusi tentang "Secondary Cities" menyatakan bahwa pembentukan kota-kota penyangga harus bisa menciptakan kawasan industrinya sendiri demi mencegah kemiskinan.
New Cities Summit 2015/Bisnis.com-Gloria F.K.Lawi
New Cities Summit 2015/Bisnis.com-Gloria F.K.Lawi

Bisnis.com, JAKARTA - Para panelis New Cities Summit 2015 dalam diskusi tentang "Secondary Cities" menyatakan bahwa pembentukan kota-kota penyangga harus bisa menciptakan kawasan industrinya sendiri demi mencegah kemiskinan.

Salah seorang panelis, Ajit Gulabchand, Chairman and Managing Director Hindustan Construction Company di Ciputra Artpreneur, Rabu (10/6/2015) menyatakan penciptaan kawasan industri hanya mungkin terjadi jika kota penyangga mendapat perhatian dan investasi.

"Secondary city [kota penyangga] harus mendapatkan perhatian dan investasi jika mau bergabung dalam industri global," ujar Ajit.

Ajit menilai terbentuknya kota penyangga semakin menuntut pembangunan infrastruktur. Hal ini mengingat di Indonesia warga dari kawasan rural cenderung berpindah (urbanisasi) ke kota seperti halnya yang terjadi di India.

"Pemerintah masih memiliki kewenangan yang sedikit untuk menekan urbanisasi sehingga pemerintah wajib memberikan perintah langsung," ujarnya.

Director General China Center for Urban Development Li Tie menyatakan bahwa permasalahan utama kota penyangga adalah infrastruktur yang berdampak pada pelayanan jasa dan industri.

"Kami punya lahan untuk diakuisisi dengan mengadopsi sejumlah kebijakan menciptakan lapangan pekerjaan di kota penyangga agar menjadi pelayanan industri dan jasa," ungkap Li Tie.

Li Tie menilai Indonesia, India, dan China dengan tingkat populasi manusia yang besar wajib mengarahkan masyarakatnya agar memperoleh kesempatan kerja yang layak. Dengan demikian masyarakat dapat membentuk market baru.

"Tanpa kesempatan kerja dan terciptanya market, para pendatang atau pelaku urbanisasi berpotensi mengalami kemiskinan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper