Bisnis.com, DEPOK-- Ketua DPC PDIP Kota Depok, Hendrik Tangke Allo, membantah a pengusungan Dimas Oky Nugroho pada pencalonan pilkada Depok titipan dari Istana Presiden.
Hendrik mengatakan, Dimas diusung melalui penjaringan langsung dari PDIP Pusat.
"Tidak benar itu pencalonan titipan Istana," katanya, Rabu (22/7/2015).
Dia mengklaim, Dimas mengikuti penjaringan melalui DPP PDIP bukan dari daerah. Sebab, penjaringan calon itu bisa dilakukan di DPC, DPW dan DPP.
"Nah, Dimas ini dari pusat," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya selaku Ketua DPC PDIP Depok hanya memiliki wewenang sebatas mengusulkan siapa kader internal partai yang memiliki kriteria. Tetapi yang menetapkan ada di pusat.
Dengan demikian, beberapa nama kader internal PDIP Depok yang mengusulkan diri tetapi gagal pada rekomendasi pusat itu bukan wewenangnya.
"Dan bukan berarti nama-nama yang gugur itu kriterianya tidak bagus," paparnya.
Menurut Hendrik, sejumlah kader yang gagal diusung DPC PDIP Depok seperti Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka, Ketua Kadin Kota Depok Wing Iskandar, aktivis dan pengusaha Rudi Samin, mantan Ketua PB HMI Nur Fajrieansyah, Ketua Kosgoro Depok Ibrahim Kadir Tuasamu dan lainnya belum diberi tahu ihwal penetapan Dimas Oky Nugroho.
Hendrik akan segera memberikan pernyataan resmi ke sejumlah nama tersebut bahwa PDIP sudah punya calon untuk bertarung di Pilkada Depok yakni Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi.
Satu Suara
Dia berharap, setelah ada penetapan nama tersebut yang resmi diusung pusat, seluruh kader PDIP bisa mendukung nama Dimas-Babai jadi satu suara. Babai sendiri, kata dia, meski berasal dari Partai Golkar tetapi pencalonannya diusung PDIP.
"Jadi kisruh internal Golkar bagi kami tak ada urusan. Sebab Babai ditunjuk oleh PDIP langsung," paparnya.
Hendrik optimistis, pasangan Dimas-Babai akan membawa nama baru di peta politik Depok. Dimas, kata dia, selama ini terkenal sebagai figur muda yang memiliki kapasitas mumpuni.
Dimas juga merupakan doktor muda lulusan Australia yang diharapkan ketika terpilih menjadi pemimpin Depok bakal memberikan perubahan bagi Kota Belimbing tersebut.
Adapun, tugas berat yang harus dikerjakan kedua partai pengusung adalah menjaring suara sebanyak mungkin dan mengenalkan siapa sosok Dimas Oky Nugroho.
Selain itu, konsolidasi antar partai tetap dilakukan guna menambah kekuatan suara baik di masyarakat maupun di parlemen.
"Saat ini beberapa partai yang masih aktif berkomunikasi adalah PPP dan PAN. Kalau bisa Gerindra juga merapat kenapa tidak," ujarnya.