Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah DKI akan mengkaji ulang penambahan cabang mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank DKI di luar wilayah DKI Jakarta.
Komisaris Bank DKI Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya setuju dengan kritik DPRD DKI dan mengupayakan penguatan Bank DKI di daerah lain yang sudah membuka cabang misalnya, Palembang dan Surabaya.
"Sekarang pangsa pasar terbesar yang di DKI Jakarta inilah yang diutamakan, dikuatkan, khususnya di UKM DKI Jakarta," ungkap Heru, di Gedung Blok G, Balai Kota DKI, Rabu (16/9/2015).
Heru mengatakan Bank DKI merupakan salah satu perusahaan daerah yang menyetor dividen terbesar dari BUMD lain, antara Rp150 miliar. Namun targetnya harus lebih dari itu untuk mendapatkan penyertaan modal pemerintah (PMP) demi pencapaian target.
"Maka kami apresiasi teman-teman DPRD yang sudah mengkritik dividen Bank DKI jika dibandingkan oleh PMP-nya," jelas Heru.
Selaku Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI, dia mengatakan Bank DKI juga harus meningkatkan kinerjanya khususnya menurunkan non perfoming loan (NPL).
"Kalau bank-nya sehat, NPL sehat, asetnya bisa bertambah. Sehingga kembali lagi kalau kita kucurkan Rp1 triliun, Bank DKI bisa meningkatkan kinerjanya," paparnya
Adapun sejumlah target lain Bank DKI adalah penambahan sistem teknologi khususnya mesin ATM dan mengupayakan penggunaan uang elektronik (e-money) untuk mewujudkan cashless society.