Bisnis.com, TANGERANG -- Selain keputusan lokalisasi manufaktur ada di tangan prinsipal pusat, Philips Lighting Indonesia mengaku niat memproduksi lokal lampu LED terganjal ceteknya industri penunjang.
Professional Channel Director Philips Lighting Commercial Yustinus Sigit menjelaskan seluruh produk lampu besutan Philips diproduksi secara global. Oleh karena itu pertimbangan melakukan produksi secara lokal di negara tertentu diputuskan langsung oleh prinsipal pusat.
“Kantor pusat yang akan menilai apakah kebutuhan yang ada di Indonesia patut dibarengi dengan melakukan manufaktur secara lokal di sini atau tidak,” tuturnya kepada Bisnis, di Tangerang, Selasa, (22/9/2015).
Terlepas dari penilaian kantor pusat Philips terhadap pasar lampu LED di Tanah Air yang pasti untuk memanufakturnya di sini butuh jaminan dari industri penunjang perlampuan. Apalagi produk lampu LED memiliki komponen dan teknologi yang berbeda dibandingkan lampu pijar yang lebih dulu beredar.
Yustinus berpendapat aspek itulah yang masih jadi ganjalan bagi produsen LED melakukan produksi di Indonesia. Industri penunjang lampu LED, imbuhnya, masih minim. Belum lagi pertimbangan dari sisi pengusahaan teknologi oleh sumber daya manusia di industri perlampuan yang belum merata.
“Industri penunjang perlampuan di sini belum lengkap. Kalau di Indonesia ada yang sudah bisa buat chip-nya, mungkin kami akan rekomendasikan buka pabrik di sini,” ujar dia.
Penghematan konsumsi energi, penyematan label SNI, pelaksanaan program 1 juta rumah, dan perkembangan bisnis gedung pertemuan diharapkan bisa memicu perluasan pasar lampu LED. Sejalan dengan ini merek global yang belum memproduksi di dalam negeri diharapkan tergiur melakukan lokalisasi.
Philips memperbanyak produk LED mereka untuk meraup pangsa pasar yang lebih luas, baik rumah tangga maupun bisnis. Ada empat varian yang kini dipasarkan, yaitu scene switch, dynalite, city touch, dan color kinetic.