Bisnis.com, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku masih terus memeriksa dan meneliti Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Dia menyisir satu per satu anggaran itu.
"Sampai dengan saat ini, KUA-PPAS masih terus saya periksa satu-satu. Setiap anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saya lakukan penyisiran," kata Basuki yang biasa disapa Ahok itu di Balai Kota, Jakarta, Senin (23/11/2015).
Oleh karena itu, Ahok menyatakan waktu pengesahan KUA-PPAS akan mengalami keterlambatan dari rencana semula, yakni hari ini.
"Tapi saya rasa tidak apa-apa, kalau pengesahannya mundur beberapa hari. Karena yang lebih penting adalah pembahasan yang benar melalui sistem e-planning dan e-budgeting," ujar Ahok.
Dia menuturkan, selama ini ada salah pengertian dalam pembahasan KUA-PPAS, yakni pembahasannya masih manual, sedangkan dia menginginkan dilakukan dengan sistem elektronik.
"Justru saya baru sadar kalau ternyata pembahasan KUA-PPAS itu dilakukan secara manual ketika melakukan penyisiran anggaran di tiap-tiap SKPD. Makanya saya tahan dulu, saya ingin dilakukan dengan e-planning dan e-budgeting," tutur Ahok.
Dia mengungkapkan, dengan dilakukannya pembahasan melalui sistem e-planning dan e-budgeting, anggaran dapat dikunci dengan mudah, selain jika terjadi perubahan anggaran dapat cepat diketahui.
"Kalau pakai sistem komputer, anggaran yang sudah diusulkan bisa dikunci, tidak bisa lagi diubah-ubah. Selain itu, seluruh data yang dimasukkan juga akan terekam dengan baik," tutup Ahok.
Ahok Sisir Anggaran Sementara DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku masih terus memeriksa dan meneliti Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Dia menyisir satu per satu anggaran itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu