Bisnis.com, DEPOK - Sebagian warga Perumahan Raffles Hills Cibubur, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat masih menyimpan kekesalannya pada pemerintah perihal rencana pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung.
Pasalnya, site plan awal pembangunan tol tersebut yang diteken oleh Wali Kota Depok terdahulu yakni Nur Mahmudi Ismail pada 2008 menyatakan, bahwa jalur tol tidak melalui pipa gas milik Pertamina.
Namun, pada 2014 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengubah trase atau membelokkan jalur tol pada areal pipa gas dan penghuni perumahan tersebut.
Sontak saja, warga bertanya-tanya dan menolak perubahan trase tersebut lantaran sudah ada kesepakatan dari awal bahwa pembangunan tol tidak memakan jalur pipa gas dan sebagian perumahan Raffles Hills.
Warga mengungkapkan, apabila jalur tol tersebut dibangun di areal pipa gas milik Pertamina, dikhawatirkan akan terjadi ledakan seperti yang terjadi di Taiwan.
Selain itu, sedikitnya 300 kepala keluarga wajib diungsikan akibat menjadi terdampak pembangunan tol itu.
"Yang saya heran kenapa pemerintah tidak menyosialisasikan terlebih dahulu adanya perubahan trase," ujar Ketua Rukun Warga 25 Perumahan Raffles Hills, Sentot Respati usai mendatangi Pemkot Depok, Kamis (10/3/2016).
Sentot mengatakan, pihaknya mendukung pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung asalkan sesuai dengan kesepakatan awal pada 2008, karena dampak pembangunannya dinilai minim dibandingkan dengan trase yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2014.
Dia justru mengaku, tak habis pikir dengan kelakuan pemerintah yang justru membelokan jalur tol tersebut. Hal itu, kata dia menjadikan tanda tanya yang mencurigakan.
Sejak perubahan trase itu dilakukan, kata dia, pihaknya kerap meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan otoritas jalan tol untuk menjelaskan alasan perubahan tersebut.
Konsisten
Namun, hingga saat ini tidak ada satu pun pejabat pemerintah yang menjelaskan alasan perubahan tersebut. Bahkan, Nur Mahmudi sempat mendesak agar pemerintah pusat untuk konsisten melaksanakan pembangunan jalan tol sesuai site plan awal pada 2008.
"Sebagian warga belakangan baru mengerti kenapa jalur tersebut dibelokkan, karena di Blok F perumahan tersebut berdiri rumah Boediono (mantan wakil presiden), Mayor Jenderal TNI (Purn) Hotma Marbun (mantan Koorsahli Panglima TNI) dan beberapa tokoh Partai Demokrat," paparnya.
Menurutnya, adanya rumah para pejabat penting tersebut diduga menjadi penyebab dibelokkannya jalur pembangunan tol, sehingga warga Raffles Hills menjadi ‘korban’ atau terkena imbas pembangunan.
Sentot menegaskan, pemerintah seharusnya tidak takut apabila rumor keberadaan rumah orang-orang penting tersebit benar adanya sebagai alasan perubahan trase jalur tol.
"Kita ini sekarang hidup bukan pada zaman Soeharto lagi, jadi tidak usah takut, semua sekarang eranya terbuka," paparnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, pembangunan ruas tol Cimanggis-Cibitung seksi I sepanjang 3,5 km ditargetkan rampung hingga September 2016. Saat ini pembangunan telah dilakukan pada simpang susun di Cimanggis yang akan menghubungkan ruas tol tersebut dengan Tol Jagorawi dan Tol Cijago (Cinere-Jagorawi).
Simpang susun tersebut dibagi jadi tiga jurusan yakni ke arah Depok bila lurus terus melewati Tol Cijago, ke arah Bogor bila ke kiri melalui tol Jagorawi dan ke arah Jakarta bila ke kanan melalui tol Jagorawi.
Proyek
Adapun, Tol Cimanggis-Cibitung memiliki total panjang sekitar 25,4 km dengan nilai investasi sekitar Rp7 triliun dan biaya konstruksi Rp4 triliun. Seluruh konstruksi ditargetkan rampung di akhir 2017 atau awal 2018 dengan syarat lahan dapat dibebaskan seluruhnya di akhir 2016.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Tanah Tol Cimanggis-Cibitung Kementerian Pekerjaan Umum Nunu Nugraha mengatakan terkait perubahan trase, pihaknya mengklaim telah mensosialisasikannya pada warga terkena imbas pembangunan jalan tol tersebut.
"Kami telah undang warga yang terdampak. Itu dilakukan sesuai aturan perundang-undangan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional Kota Depok Dadang M Fuat berjanji tidak akan mengeluarkan peta bidang pembangunan ruas Tol Cimanggis-Cibitung, yang melewati pemukiman warga Perumahan Raffles Hills.
Dia mempersilakan warga Raffles Hills untuk menempuh jalur hukum untuk mencapai kesepakatan terkait gugatan atas ketidaksetujuannya pada pembangunan tol trase dua tersebut.
Dadang mengaku telah mendatangi lokasi pembangunan tol di wilayah Raffles untuk memastikan permasalahan yang digugat warga.
"Kami ini sebagai petugas pelaksana saja, tidak ada niatan untuk merampok hak rakyat. Adapun keperluan tanah untuk tol itu adalah kepentingan publik," paparnya.
Terkait hal itu, Bisnis mencoba mengonfirmasi pada Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna dan Dirjen Bina Marga Hediyanto W Husaini. Tetapi pesan singkat dan telepon dari Bisnis tidak dijawab.