Bisnis.com, JAKARTA - Sudah satu pekan Mohammad Sanusi mendekam di penjara KPK.
Anggota DPRD Jakarta ini tertangkap tangan menerima suap dari bos PT Agung Podomoro Land pada Kamis (31/3/2016).
"Itu rumah orangtuanya, jarang dia ke sini," kata HM salah satu warga Kelurahan Warakas di Jakarta, pada Rabu (6/4/2016). Rumah orangtua Sanusi tampak lengang.
Rumah yang terletak di Jalan Warakas 7 Gang 8 Nomor 13, Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara itu terlihat seperti rumah penduduk pada umumnya. Masa kecil Sanusi dan kakaknya, Mohammad Taufik, Wakil Ketua DPRD Jakarta, dihabiskan di rumah ini.
Menurut warga Kelurahan Warakas berusia 45 tahun itu, di depan rumah orangtua Taufik sempat terpasang spanduk bertuliskan "Teman Kita Semua". Spanduk itu adalah upaya dukungan bagi Sanusi yang masuk dalam penjaringan bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Spanduk itu sekarang tidak lagi terpasang di pagar rumah orangtua Taufik.
"Semenjak kasus itu (Sanusi ditangkap KPK), spanduknya dicopot. Malu mungkin," kata HM.
Rumah orangtua Taufik berukuran sekitar 100 meter persegi. Pagar berwarna cokelat setinggi 2 meter tampak menutup sebagian bangunan rumahnya. Di dalam rumah tersebut terparkir dua buah mobil dan tiga sepeda motor.
Pihak keluarga menolak memberi keterangan. Salah satu penghuni rumah mengatakan, Taufik saat ini tinggal di Cibubur. Namun, dia menolak memberikan keterangan lengkap.
Taufik saat ini masih tercatat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Adiknya, Mohamad Sanusi, menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta.
Beberapa waktu lalu, KPK menangkap Sanusi atas dugaan menerima suap untuk melancarkan peraturan daerah perihal reklamasi Teluk Jakarta. HM berujar semenjak adik Taufik terjerat dugaan suap proyek reklamasi, baik Sanusi maupun Taufik jarang mengunjungi rumah orang tuanya.