Kabar24.com, JAKARTA - Sejumlah warga masih tetap bertahan di rumah mereka di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Camat Penjaringan Abdul Khalit mengatakan beberapa warga tersebut masih mencoba bernegosiasi agar rumah mereka tidak digusur.
"Mereka masih ingin bernegosiasi," kata Abdul di Pasar Ikan, Jakarta Utara, Senin, (11/4/2016).
Abdul mengatakan warga yang bertahan meminta kejelasan nasib mereka setelah digusur. Mereka yang bertahan, kata dia, adalah warga yang tidak ingin rumah mereka dirobohkan dan menuntut ganti rugi. "Mereka menuntut kejelasan," ujarnya.
Namun Abdul menilai warga yang masih bertahan sebenarnya adalah warga yang tidak masuk kriteria penerima rumah susun. Dari seribu kartu keluarga, terdapat 386 kepala keluarga yang tidak mendapat rusun. Alasannya, mereka berstatus kontrak dan berada di atas air. "Jangan sampai mereka menghambat yang sudah pindah," tuturnya.
Dari pantauan, sekitar pukul 09.00, warga yang masih mencoba bertahan diangkut oleh petugas ke Rumah Susun Rawa Bebek menggunakan bus sekolah. Ketika coba dibawa, beberapa warga menolak dan meronta. Beberapa terlihat harus dibopong petugas. "Ada dua bus sekolah yang digunakan untuk mengangkut," ucap Abdul.
Menjelang siang, situasi tegang mendadak terjadi di sudut Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara. Suara takbir menggema perlahan dari sekelompok perempuan warga Pasar Ikan. Para perempuan ini berusaha mencegah datangnya alat berat memasuki kampung mereka. Mereka mendesak diberikan waktu agar penggusuran ditunda.
Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Ruddi Setyawan berusaha mengimbau para warga Pasar Ikan untuk tenang. “Tolong dimonitor, jangan sampai ada penyusup,” kata Ruddi.