Bisnis.com, BEKASI - Pemkot Bekasi dinilai perlu melakukan pemetaan industri untuk menarik investasi.
Ronny Hermawan, Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi menuturkan, industri yang cocok di Kota Bekasi adalah industri berteknologi tinggi atau industri yang banyak menggunakan mesin untuk produksi, seperti otomotif.
Industri semacam itu cocok untuk menekan biaya operasional perusahaan dari sektor beban SDM, mengingat upah minimum kota (UMK) Kota Bekasi yang cukup tinggi.
"Industri yang menarik itu yang banyak menggunakan mesin seperti otomotif. Karena padat karya itu cari daerah dengan UMK murah," katanya, Rabu (13/04/2016).
Selanjutnya, Pemkot Bekasi juga perlu memandu para pemilik modal dalam proses perizinan, sekaligus memangkas birokrasi. Dengan demikian, diharapkan akan memberi dampak pada minat investasi di Kota Bekasi.
Pada sisi lain, terjadi penurunan jumlah industri di Kota Bekasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi 2015 menunjukkan, jumlah industri besar sedang di Kota Bekasi pada 2013 sebanyaik 161 perusahaan atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 187 perusahaan.
Berkurangnya 26 perusahaan industri besar sedang pada 2013 menyebabkan turunnya serapan tenaga kerja dari 51,055 orang menjadi 42,950 orang.
Penyusutan jumlah industri besar dan sedang di Kota Bekasi juga berlanjut pada 2014 dengan menyisakan 154 perusahaan. Akibatnya, terjadi penurunan serapan tenaga kerja dari 42,950 orang menjadi 41,751 orang pada tahun itu.
Menurut Ronny, penurunan jumlah industri di Kota Bekasi tersebut perlu mendapat perhatian dari Pemkot Bekasi, mengingat berdampak terhadap penurunan serapan tenaga kerja di Kota Bekasi. Pemkot harus fokus pada pembukaan lapangan kerja sekaligus menyiapkan SDM yang siap pakai dan andal.
"Pada sisi lain tambah SMK, sehingga angkatan kerja siap untuk langsung kerja selepas sekolah."