Bisnis.com, TANGERANG—Sejumlah kalangan menilai industri properti, khususnya segmen rumah tapak bakal tumbuh signifikan di Cikarang, Karawang, dan pinggiran Tangerang.
F. Rach Suherman, CPA Sekjen Ikatan Analis Properti Indonesia mengatakan pertumbuhan pesat industri manufaktur di kawasan-kawasan tersebut berkorelasi positif terhadap peningkatan permintaan rumah tapak.
“Ini berlaku bagi rumah baru dan bekas karena kebanyakan pegawai atau buruh akan memilih tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjanya. Kalau di daerah pinggiran, permintaan hunian langsung mengena ke end user, jadi bukan spekulan yang bermain disitu,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (21/8).
Dirinya mencontohkan Kota Baru Maja yang baru diresmikan pemerintah sebagai salah satu kota penyangga Provinsi DKI Jakarta selain Jabodetabek, akan mengurangi jumlah back log perumahan di sekitar kawasan tersebut.
Semakin ke sini, Rach mengungkapkan tren industri properti semakin meluas ke pinggiran Jabodetabek karena keterbatasan lahan di Jabodetabek sehingga harga lahan kosong semakin mahal.
“Masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah sehingga peluang ini akan dimanfaatkan bagi konsumen. Meski sudah banyak spekulan yang bermain di Maja, tetapi kebanyakan end user sudah mulai memanfaatkan ini,” tambahnya.
Selain menyediakan rumah dengan segmen menengah ke bawah, pengembang dinilainya juga akan membangun kawasan hunian dengan segmen menengah ke atas di kantong-kantong hunian baru tersebut.
Dirinya menyebutkan keberadaaan transportasi publik di kawasan-kawasan hunian baru itu akan menjadi nilai tambah bagi perkembangan industri properti di sekitarnya.
Pada kesempatan berbeda, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Banten Soelaeman Soemawinata memprediksi keberadaan kota baru Maja diprediksi belum mampu berkontribusi signifikan dalam memangkas back log perumahan di Banten yang mencapai 632.502 unit akibat minimnya akses jaringan infrastruktur menuju sejumlah area di provinsi tersebut.
Pasalnya, hingga saat ini, akses infrastruktur langsung yang ada adalah kereta api yang menghubungkan antara Jakarta melalui Stasiun Tanah Abang hingga Rangkas Bitung, Banten. Saat ini, lintas Tanah Abang-Rangkas Bitung hanya berupa jalur ganda hanya sampai Maja, sedangkan Maja-Rangkasbitung masih jalur tunggal.
“Untuk sementara, Maja diproyeksikan untuk mengurangi back log perumahan di DKI Jakarta. Memang ada pengaruhnya ke Banten, karena Maja berada di Lebak dan Rangkas Bitung, tapi tidak banyak,” katanya.
Pengembangan kota baru Maja akan berada di atas lahan seluas 18.000 hektar dan diproyeksikan mampu menampung masyarakat hingga 1,5 juta orang pada 2035.Saat ini, jumlah penduduk Maja sebanyak 500.000 jiwa.
“Dalam jangka pendek, back log perumahan di Banten masih disuplai dari Serang, Ciujung, dan Tangerang. Kota-kota ini memiliki kemiripan yakni rumah tapak, sedangkan Tangerang sudah diarahkan ke rumah susun karena harga tanah di sana sudah mahal,” tukasnya.