Bisnis.com, TANGERANG- Tak hanya memaksimalkan potensi Sungai Cisadane sebagai salah satu sumber air bersih di Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang terus melakukan sejumlah pembenahan untuk mempercantik sungai ini.
Bila sebelumnya di sepanjang sungai mulai dari Jalan Benteng Jaya maupun Jalan Berhias, Gerendeng telah dibangun jogging track lengkap dengan sarana bermain anak, maka kali ini di Jalan Kali Pasir terlihat lebih cantik dengan dibangunnya flying deck. Dengan adanya flying deck, penampakan bantaran sungai terbesar di Kota Tangeran ini semakin cantik dan terurus.
Sekilas, flying deck tersebut membuat pemandangan di pinggir Cisadane tidak kalah dengan sungai-sungai di luar negeri. Sebagai pembatas, pagar dibuat dari besi yang kemudian dicat warna merah sedangkan lantainya dibangun menggunakan pvc decking.
Pembangunan flying deck di Jalan Kali Pasir ini sendiri merupakan proyek Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporparekraf) Kota Tangerang. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan sarana pariwisata di Kota Tangerang.
Nantinya, Dispora Tangerang berencana membangun flying desk sepanjang 142 meter. Anggaran yang disiapkan untuk pembangunan proyek ini mencapai Rp 980 juta. Jika dirinci, pengerjaan flying desk meliputi lima segmen yang akan dibangun tahun ini, sedangkan segmen III bakal dibangun pada tahun mendatang.
“Pengerjaan akan dilakukan secara bertahap karena anggaran juga terbatas. Lagipula, belum semua bantara Sungai Cisadane sudah diturap oleh pemerintah pusat,” kata Kepala Seksi Promosi dan Destinasi Pariwisata Dispora Tangerang Katrina Iswandari Selasa (06/09)
Selain flying desk, Dispora Tangerang juga secara bertahap membangun sejumlah taman di pinggiran Sungai Cisadane sehingga dapat menambah atraksi wisata publik yang murah meriah bagi masyarakat. Sebut saja ada Taman Potret di Cikokol, Eco Park di Bantaran Sungai Cisadane, dan Cisadane Walk.
Layaknya sungai-sungai yang ada di Indonesia, Sungai Cisadane sudah menjadi satu nafas dengan perkembangan Kota Tangerang. Sungai yang semula hanya berfungsi sebagai sumber air bersih hingga pengairan bagi lahan sawah telah meluas menjadi kearifan lokal.
Untuk memanfaatkan potensi Sungai Cisadane, bahkan pemkot tengah mengkaji untuk mengembangkan transportasi umum berbasis sungai. Nantinya, waterway tidak akan dijadikan sebagai sarana transportasi saja, tetapi juga kawasan pariwisata.
Baru-baru ini, Pemkot Tangerang telah menggelar Festival Cisadane sebagai festival budaya yang rutin diadakan setiap tahunnya. Selain berfungsi untuk mempromosikan Kota Tangerang, festival tersebut juga merupakan ajang untuk mengenalkan pentas seni, budaya, olahraga serta potensi ekonomi masyarakat Kota Tangerang.
Acara ini dimeriahkan dengan atraksi perahu layar, kolaborasi marching band dan gambang kromong, penampilan barongsai, silat beksi, tari nyimas melati, drama kolosal hingga parade foto hias.
"Beragam acara di Festival Cisadane diharapkan menjadi hiburan juga nilai ekonomi bagi masyarakat Kota Tangerang, sekaligus mampu menarik wisatawan dalam maupun luar negeri untuk datang ke Kota Tangerang," terang Katrina.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Tangerang pada tahun lalu mencapai 264.960 orang yang meliputi 237.263 wisatawan nasional, dan 27.697 wisatawan asing.
Festival Cisadane juga merupakan cerminan akulturasi budaya di Kota Tangerang, mulai dari budaya Betawi, Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
"Kota Tangerang memiliki beragam potensi budaya yang sangat beragam, dan hal tersebut memerlukan keterlibatan semua pihak untuk bisa mengoptimalkannya. Festival Cisadane sudah menjadi sarana promosi keragaman budaya di kota ini," ujar Wakil Walikota Tangerang Sachrudin.
Dirinya menambahkan festival ini juga menjadi ajang pembibitan bagi para atlet dayung di Kota Tangerang. Festival yang identik dengan gelaran lomba perahu naga tersebut juga harus dimanfaatkan sebagai promosi bagi atlet-atlet dayung muda sekaligus memberikan pengalaman bertanding di level nasional.