Bisnis.com, JAKARTA - Debat final Pilkada DKI 2017 antara paslon Ahok-Djarot dan Anis-Sandi berlangsung malam ini, Rabu, (12/4/2017) mulai jam 20.00 WIB di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan. Format debat kali ini berbeda karena menyertakan warga DKI untuk bertanya langsung kepada kedua pasangan calon.
Ada pemandangan berbeda yang terlihat dari masing-masing paslon. Meski mengenakan seragam kotak-kotak merah-biru, Djarot kali ini memakai peci atau kopiah hitam di kepalanya. Sementara itu, Ahok tampil rapi dengan kacamata tanpa frame andalannya.
Di sisi lain, pasangan Anies-Sandi tampil menggunakan seragam berbeda dibandingkan debat-debat sebelumnya. Alih-alih memakai kemeja putih, kedua pria yang berkacamata tersebut justru memakai setelan atasan berwarna biru muda dan celana panjang khaki. Anies Sandi masih terlihat kompak menyematkan peci hitam di kepalanya.
Debat putaran kedua Pilgub DKI 2017 kali ini sedikit berbeda dengan debat sebelumnya. Pasalnya, KPUD DKI menghadirkan perwakilan masyarakat Jakarta yang terdiri dari berbagai komunitas untuk bertanya langsung ke masing-masing paslon.
Siapa unggul dalam debat final antara pasangan calon nomor dua Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Djarot Sjaiful Hidayat versus pasangan calon nomor tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ini?
Ikuti jalannya debat melalui live report berikut ini:
Berdasarkan hasil pantauan PoliticaWave di media sosial, pada debat terakhir ini pasangan Anies-Sandi berhasil unggul tipis dari aspek jumlah percakapan netizen sebesar 51% dan pasangan Ahok-Djarot sebesar 49%.
Namun pasangan Ahok-Djarot lebih mendapat apresiasi netizen dalam bentuk sentiment positif sebesar 64% dan 36% negatif, sementara pasangan Anies-Sandi mendapat respon positif sebesar 59% dan 41% negatif.
Pada sesi ketiga, debat mengimplementasikan format baru, yaitu masing-masing pasangan calon mendapat pertanyaan langsung dari perwakilan masyarakat atau komunitas. Pada tahap awal, salah satu perwakilan dari komunitas transportasi bertanya apakah paslon dapat menggratiskan tarif transportasi khususnya bagi warga yang memiliki penghasilan di bawah upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta.
Calon Gubernur Nomor Urut Tiga Anies Baswedan mengatakan saat ini warga Jakarta mengalokasikan biaya transportasi sebesar 30% dari total pendapatan. Solusi yang ditawarkan pihaknya yaitu mengintegrasikan berbagai moda transportasi di Ibu Kota.
"Kami ingin seluruh moda transportasi di Jakarta tersambungkan. Mulai dari bus mikro, bus menengah, bus rapid transit, light rail transit, dan mass rapid transit. Nama programnya Oke Otrip," katanya di Hotel Bidakara, Rabu (12/4/2017).
Setelah mengintegrasikan moda, dia sesumbar ingin menerapkan ongkos transportasi untuk semuanya flat Rp5.000 per tiket per orang. Dia juga mengingatkan bahwa pemerintah tidak hanya memberikan subsidi untuk Transjakarta, tetapi moda transportasi lainnya.
"Sekarang ini kan yang menerima Transjakarta saja. Makanya bisa murah. Pokoknya pemerintah akan menanggung ongkos warga," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Calon Gubernur Nomor Urut Dua Basuki Tjahaja Purnama mengatakan dirinya memaksa warga untuk menggunakan e-ticket untuk naik Transjakarta. Pasalnya, dengan e-ticket pemerintah dapat menemukan data perjalanan warga.
"Orang dulu dari Manggarai ke Blok M bisa empat kali ganti. Ada beberapa rute yang kami ubah. Dasarnya dari mana? Ya, tap in e-ticketing tadi," jelasnya.
Terkait subsidi dan gratis, Ahok menuturkan pihaknya sudah melakukan program tersebut sejak tahun lalu. Beberapa pihak yang akan menerima layanan Transjakarta gratis tersebut a.l. marbot Masjid, penerima Kartu Jakarta Pintar, kaum lansia, dan penyandang disabilitas.
"Bukan itu saja, kami juga sudah menggratiskan program Transjakarta untuk warga yang penghasilannya di bawah UMP. Mereka tinggal datang dan daftar ke Bank DKI. Laporkan penerimaan gaji, nanti akan didata oleh Bank DKI agar bisa gratis naik Transjakarta," ucapnya.
Meski demikian, Anies tak langsung puas dengan jawaban Ahok. Menurutnya, studi yang menjadi acuan Pemprov DKI sudah sangat ketinggalan zaman. Pasalnya, studi transportasi Jakarta tak pernah diperbarui sejak 2007. "Rute sekarang tak mencerminkan kebutuhan warga," katanya.
Bukan itu saja, Anies juga berjanji akan menggandeng penyedia transportasi online untuk mendukung integrasi antarmoda di Ibu Kota. "Kami akan pastikan prosesnya tidak top down, melainkan bottom up. Kami akan undang warga merumuskan hal ini," ucap Anies.
Menanggapi hal itu, Ahok menilai pihaknya sudah melakukan metode bottom up yakni dengan menerapkan sistem e-ticketing. Perumusan rute-rute baru Transjakarta juga sudah mengakomodasi kebutan warga.
Ahok menilai masalah yang dihadapi saat ini bukanlah integrasi semata, tetapi ketersediaan armada bus Transjakarta. "Kalau penumpang tap-in dan tap-out itu kami dapat data banyak sekali tiap hari. Inilah yang menjadi acuan kami membuka rute baru. Kami sudah buka setidaknya 100 rute Transjakarta sesuai kegiatan warga sehari-hari. Kalau armada belum banyak kami akui, karena kami mau pakai karoseri lokal," kata Ahok.
Paslon Anies-Sandi dalam debat Pilkada DKI di Hotel Bidakara Jakarta segmen keempat beradu argumen dengan pasangan Basuki-Djarot.
Djarot mengatakan menjadi wagub tugasnya bukan sebagai ban serep semata tetapi juga merumuskan kebijakan umum anggaran. Dia meminta Sandi untuk menjelaskan soal perumusan anggaran jika jadi Wakil gubernur.
Sandiaga menjawab dirinya telah membagi peran dengan Anies jika terpilih menjadi pemimpin DKI. Dirinya kebagian mengurus persoalan ekonomi dan infrastruktur. Menurutnya, ketika anggaran terserap dengan baik maka perumusan kebijakan anggaran dinilai berhasil.
Pihaknya mengatakan konsep mengelola hubungan komunikasi dengan bawahan akan selalu diterapkan jika terpilih menjadi wagub DKI berpasangan dengan Anies.
"Saya selalu samaratakan mereka. Kalau mereka belum berprestasi terus diingatkan," katanya.
Sementara itu, Sandi mengajukan pertanyaan terkait harga bahan pangan yang melonjak tinggi menjelang lebaran. Dia mengklaim warga mengeluh dengan harga yang tak wajar.
"Kami minta kebijaksanaan dalam memberikan strategi harga tersebut," ujarnya.
Djarot menjawab pihaknya telah membangun kontainer pengawet bahan pangan sehingga harga pangan bisa stabil.
Pihaknya juga memiliki BUMD bidang pangan yang bisa menstabilkan mafia daging dan pangan yang ada.
Namun Sandiaga mengatakan apa yang dikatakan Djarot hanya janji semata. Sementara di kalangan masyarakat pedagang kecil masih menjerit.
"Memang kita masyarakat kelas atas tidak merasakan. Beda dengan masyarakat bawah. Maka perlu solusi," katanya.
Djarot menjawab lagi, dengan mensubsidi harga daging bisa membantu meringankan harga. Selain itu pihaknya telah membentuk tim pengendali inflasi serta membangun pasar grosir yang meringankan harga.
Sandi kembali menambahkan kunci untuk menstabilkan harga adalah mengamankan kesetersediaan bahan pangan sehingga harga bisa dikendalikan.
Sesi debat antara calon wakil gubernur dari kedua pasangan, yakni Djarot Vs Sandi berlangsung terlihat santun, dan keduanya berusaha saling menyampaikan penghargaan.
Saking santunnya, acara debat menjadi terkesan hambar dan datar, ibarat kata anak sekarang debarnya 'garing'.
Djarot melontarkan kasus soal pengelolaan APBD kepada Sandi.
menurut Sandi, konsepnya tipe manajemen, bagaimana mengelola hubungan komunikasi dengan bawahan. Saya terus di kantor bersama anak buah. dan perlakukan anak buah dengan disamaratakan. tapi kalau berpestasi kita apresiasi lebih di depan publik, tapi kalau nyolong kita amputasi. kata Sandi.
Djarot menyela, mengelola APBD itu berbeda dengan korporasi, bukan orientasi keuntungan tapi pelayanan baik untuk masyarakat. Sayang, waktu Djarot untuk bertanya keburu habis.
Selanjutnya giliran Sandi melontarkan kasus. Dia menyebutkan di sini ada 4 komunitas yang hadir, banyak warga Jakarta H2C (harap-harap cemas) karena mau masuk lebaran, biasanya harga bahan pangan melonjak, harga cabai masih 50.000, warga mengeluh, UMKM mengeluh dan warga di bawah garis kesejahteraan mengeluh. sekarang sudah Rajab. strategi hadapi melonjaknya harga?
Djarot menjawab: kami sudah kerjasama dengan Jateng untuk cabai dan bawang, bangun kontainer pengalih bisa bertahan 6 bulan. maka harganya di Jakarta bisa kita stabilisasi
kita ada dhama jaya, kita berusaha jadi distributor melawang tengkulak, para mafia daging. saya yakin harga bisa dikendalikan seperti itu.
Sandi, itu janji DKI, kita perlu solusi yang lebih baik?
Djarot, kita lakukan subdisi kelompo bawah, dengan subsidi harga daging, ayam 10, beras 6rb, sambil kendalikan harga. kami berusaha betul agar inflasi hadapi Idulfitri bisa dijaga melalui TPID. ini sedang kita bangun, mAkanya kita ke jateng, bersama petani brebes sedang kita bangun di kramat Jati.
Sandi
kuncinya adalah memastikan pasokan, terutama pada saat hari besar, kedua penyederhaanan rantai distribusi yang terttutup dan tidak berkeadilan.
Masyarakat berbicara soal kredit rakyat dalam debat Pilkada DKI di Hotel Bidakara Jakarta.
Basuki mengatakan pihaknya telah gencar untuk membuka pelaku usaha untuk buka rekening bank. "Kadang UMKM minta kredit. Kami sediakan Rp1 triliun tapi kami hanya kucurkan Rp300 miliar," katanya.
Bagi kami memberikan kredit bukan soal jaminan, tapi soal arus kas. Di RPTRA ada pusat pengembangan usaha kecil. Syaratnya uangnya masukan ke bank.
Sementara itu, Sandiaga Uno mengatakan telah 15 tahun pelajari soal UMKM. Lahan usaha menjadi soal selama ini. Selain itu persoalan pemasaran menjadi tantangan. Dengan program OK OCE, dia akan berpihak pada masyarakat kecil.
"Kami memberikan kredit khusus perempuan tanpa jaminan. Saya yakin akan lahir ibu-ibu wirausaha dengan solusi masalah permodalan dari OK OCE," kata Sandiaga.
Menanggapi hal tersebut, Djarot mengatakan kebutuhan program OK OCE membutuhkan Rp200 juta. Pihaknya lebih memberikan dana pada UMKM dengan bagi hasil karena tak bisa berikan anggaran sebesar Rp200 juta.
"Kami telah bangun PKK Mart di RPTRA," katanya.
Sandiaga pun merespons Djarot. Program OK OCE, kata dia, telah ada 12.000 yang ikut program OK OCE.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebutkan, selama ini pemerintah DKI Jakarta telah memiliki program yang cocok untuk menangani persoalan kesehatan.
Program tersebut dinamainya dengan ‘Ketuk Pintu Layani Dengan Hati’. Dia menyebutkan program tersebut telah dilakukan di sejumlah puskesmas di Jakarta. Program tersebut merupakan salah satu terobosan DKI Jakarta dalam melakukan langkah preventif untuk menanggulangi persoalan kesehatan di masyarakat.
“Petugas selama ini telah berkeliling dan terus mengecek apakah ada penyakit tertentu di masyarakat seperti TBC untuk ditangani secara cepat,” katanya, Rabu (12/4/2017).
Selain itu, guna menanggulangi penyebaran penyakit menular, pihaknya akan mengefektifkan program PKK dan dasawisma. Hal itu dilakukan untuk melakukan penanganan yang lebih awal kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan,
Sementara itu, untuk persoalan sanitasi, pemerintahannya selama ini telah memiliki program bedah rumah yang dilakukan di sejumlah kawasan kumuh di Jakarta.
Dalam debat Pilkada DKI pamungkas di Hotel Bidakara, sesi dua, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berbicara soal sanitasi dan rokok.
Anies mengatakan akan membuat program pencegahan akar masalah kesehatan. Mencegah penyakit dan pengobatan menjadi fokus. "Kesehatan warga dan lingkungan sehingga kami akan rekrut tenaga medis keliling sehingga lingkungan dan potensi masalah bisa diatasi," ujar Anies.
Dari sisi Penyelenggaraan, pemerintah harus memastikan dukungan sumber daya dan personalia. Jika hal itu dikerjakan, kata dia, maka aspek pengobatan bisa dicegah. "Konsentrasinya pada memastikan lingkungan sehat," katanya.
Sementara pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mengatakan program yang telah dilakukan adalah ketuk pintu layani dengan hati yakni kesehatan yang setiap saat petugas mengecek kesehatan.
Soal program bedah rumah, kata Djarot adalah sekaligus membereskan sanitasi. Selain itu, mengecek penyakit menular. Saat ini pihaknya memiliki data valid terkait kasus kesehatan.
Sementara itu, Sandiaga mengatakan akan meningkatkan anggaran kesehatan dua kali lipat dari yang pernah ada melalui program Ok OCE. "Selain itu kita harus mulai belajar olahraga. Agar hidup sehat bisa menekan biaya. Maka akan mampu mengirangi biaya," katanya.
Debat dimulai dengan pertanyaan yang disampaikan oleh Ira Koesno seputar problematika APBD, dengan kasus menyikapi penolakan DPRD dan kiat menghadapi oknum legislatif yang minta kompensasi?
Ahok menjwab pertama, "kami tidak susah karena mengalami sendiri 2015. Kami memiliki e-musrenbang. data program kerja bisa dilihat terbuka. Kita tidak bisa suudzon kepada anggota dewan, hanya oknum tertentu saja yang ada kepentingan.
Tapi, kita tidak mungkin belanja sesuatu yang tidak berguna bagi masyarakat. dengan penghematan uang, maka anak sekolah bisa dapat Rp7,2 juta setahun, penghematan berhasil kami lakukan.
Jadi prinsip kami, ada pengalaman juga pada 2015, ketik tak ada kesepakatan dengan dewan, maka UU mengatur kepala daerah bisa keluarkan Pergub, dan sepakat diterbitkan Perda APBD DKI. itulah dinamika yang kami alami. Demikian jawaban Ahok.
Sementara itu, Anies mendapatkan kesempatan kedua, jawaban untuk pertanyaan serupa menurut Anies bahwa sebagai gubernur, maka prinsip utama dalam susun APBD harus melihat RPJMD, melihat aspirasi wagra, prosesnya transparan, komunikasi saling menghormati dan dalam menegosiasikan konten APBD harus bisa menujUKkan letak KEpentingan warga.
Menurut Anies, dalam praktiknya ada kepntingan satu dua orang, di mana pun ada di dunia. Tapi kita harus mengedepankan prinsip utama tadi.
Di kedua akun twitter Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan, keduanya mengunggah foto persiapan debat final ini. Ahok mengunggah foto bersama Djarot, sedangkan Anies mengunggah video bersama Sandiaga Uno.
Calon Gubernur Anies Baswedan berjanji akan mendorong aksi-aksi dan kebijakan preventif dalam menangani persoalan kesehatan di Jakarta. Anies menyadari, di berbagai daerah pelaksanaan kebijakan kesehatan masyarakat lebih banyak difokuskan pada pengobatan.
“Kita harus ubah, kita akan tekankan pentingnya gaya hidup sehat dan program-program preventif di bidang kesehatan,” katanya, Rabu (12/4/2017).
Dia mencontohkan saat berkunjung ke Kecamatan Koja. Kala itu dia betemu dengan penduduk wanita yang lanjut usia dan mengeluh kelaparan.
“Pemerintah dalam kasus seperti ini tak boleh lali, kita haru punya sumber daya yang dapat memetakan persoalan seperti ini dan dapat memberikan solusi secepatnya,” lanjutnya.
Dia memastikan, jika terpilih dia akan menggalakkan pencegahan dan mendeteksi potensi-potensi permasalahan kesheatan di masyarakat.
Debat terakhir Pilkada DKI di Hotel Bidakara, Rabu (12/4/2017) dimulai. Ira Kusno bertindak sebagai moderator.
Perbedaan format debat kali ini adalah diakomodirnya publik dan komunitas sesuai tema Dari Masyarakat untuk Jakarta. Tema ini terkait isu kesenjangan, bonus demografi, reklamasi, UMKM dan lainnya.
Paslon nomor urut 2 Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memasuki panggung.
Kedua paslon mengenakan pakaian khas yakni Ahok-Djarot baju kotak-kotak dan Anies-Sandi baju polos biru muda. Sebelum debat berlangsung seluruh hadirin dan paslon menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ira Kusno mengatakan debat kali ini menghadirkan komunitas UMKM, masyarakat transportasi, komunitas nelayan, komunitas pendidikan dan komunitas disabilitas.
Sementara itu, Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno mengatakan tema dan format debat berbeda. Selama ini, kata dia, banyak sampaikan visi dan misi selama masa kampanye. "Tapi bagaimana program visi dan misinya, maka itulah harus diketahui," katanya.
Semoga, kata dia, perubahan format tersebut bisa meneguhkan pemilih sebagai gambaran untuk memilih pemimpin Jakarta ke depan.
Dia mengatakan perlu perbaikan peningkatan yakni penyempurnaan daftar pemilih dan peningkatan kapasitas di tingkat KPPS. "Syukur Alhamdulilah selama proses ada perbaikan dan penambahan pemilih dan pengurangan," paparnya.
Pihanya juga melakukan peningkatan kapasitas penyelenggara di tingkat bawah. Selain itu, kata dia keinginan pilkada diperlukan dukungan yakni integritas, netralitas dan profesionalitas dan juga diharapkan para peserta pilkada.
"Maka kami harap semua pihak memiliki komitmen bersama dengan kualitas yang lebih baik. Mari kita bersama hadirkan Pilkada DKI yang lebih baik," paparnya.
Berdasarkan Survei Median yang dirilis pada Senin (6/4) lalu, elektabilitas Anies-Sandi mencapai 46,3% sedangkan Ahok-Djarot mememperoleh 39,7%. Responden yang belum menentukan pilihan sebesar 14%.
Menurut Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, posisi Anies-Sandi unggul sementara dengan 6%, Tapi jumlah undecided masih 14%, artinya orang yang pada putaran pertama kemarin memilih Agus-Sylvi tidak serta merta kemudian memilih Anies-Sandi.
"Kompetisi masih panjang, jadi masih membuka peluang untuk siapapun memenangkan kompetisi, termauk untuk Ahok, hal ini berkaca dari survei naik turun suara itu sangat dinamis," katanya.
Debat publik Pilkada DKI malam ini menghadirkan sejumlah pakar dan perwakilan komunitas masyarakat untuk turut berdialog langsung dengan kedua paslon Ahok-Djarot (no.2) dan Anies-Sandie (No.3).
Sejumlah pakar yang hadir antara lain Siti Zuhro Pengamat Politik LIPI, Puryono Eko Tjiptono Ekonom, Eni Srihartanto Ekonom, Gungun Heryanto Pengamat Politik, Meuthia Ganie R. pengamat politik, Yayat Supriatna Ahli Tata Kota dan Imam B Prasojo Sosiolog UI.
Selain itu, sejumlah komunitas dari perwakilan masyarakat DKI juga hadir antara lain dari UMKM, Masyarakat Transportasi, Komunitas permukiman dan rumah susun, komunitas nelayan, komunitas pendidikan dan Zakat Infak dan Sodakoh.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, moderator debat Ira Koesno memperkenalkan para panelis, antara lain Siti Zuhro Pengamat Politik LIPI, Puryono Eko Tjiptono Ekonom, Eni Srihartanto Ekonom, Gungun Heryanto Pengamat Politik, Meuthia Ganie R. pengamat politik, Yayat Supriatna Ahli Tata Kota dan Imam B Prasojo Sosiolog UI.
Ira Koesno juga memperkenalkan perwakilan komunitas masyarakat Jakarta mulai dari komunitas rumah susun hingga komunitas nelayan.
Acara debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sebelumnya kedua pasangan naik di arena setelah diundang hadir oleh Ira Koesno yang bertindak sebagai moderator
Debat dimulai, Ira Koesno memperkenalkan dua paslon Gubernur DKI Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Pasangan Ahok-Djarot mengenakan seragam baju kotak-kotak, di mana Djarot mengenakan peci hitam, sedangkan pasangan Anies-Sandi mengenakan seragam berbeda dalam debat kali ini, bukan kemeja putih melainkan kemeja berwarna biru telur dan keduanya berpeci hitam.
Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan berdasarkan survei Anies-Sandi memperoleh keterpilihan tertinggi dalam survei yang mereka lakukan.
"Ada tren dukungan pada masing-masing calon. Anies-sandi sudah berada di atas, namun trennya selisih suara semakin mengecil [disusul oleh Ahok]," kata Deni irvani, Direktur SMRC di Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Dalam survei yang dilakukan sepanjang 31 maret - 5 April itu, Deni mengatakan pihaknya menemukan keterpilihan Anies-Sandi sebesar 47,9% dan Ahok-Djarot 46,9%. Sedangkan sisanya sebesar 5,2% menolak menyampaikan siapa gubernur DKI Jakarta yang akan mereka pilih pada 19 April mendatang.
Dia mengatakan, jika diambil median dengan mendistribusikan suara tidak memilih secara rata maka Anies-Sandi akan memperoleh dukungan 50,5% melawan Ahok-Djarot sebesar 49,5%.
Meski Anies-Sandi lebih unggul, Deni mengatakan pihaknya menetapkan error sebesar 4,7% dalam survei ini. Artinya pihaknya tidak mengetahui pasti siapa yang akan dipilih oleh Warga Jakarta.
"Selisih tidak signifikan, kami tidak mengetahui secara pasti siapa yang unggul."
Dalam survei ini, SMRC menggunakan metode stratified systematic random sampling dengan jumlah responden direncanakan 800 orang. Akan tetapi yang berhasil di wawancarai hanya 446 responden (55,8%).
Dikatakan, dalam metode ini pihaknya berupaya memilih sampel semirip mungkin dengan populasi daftar pemilih. Rasio kesesuaian ini meliputi gender, kesukuan, agama hingga rasio penduduk per wilayah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta kembali mendapuk presenter Ira Koesno sebagai moderator dalam debat putaran kedua Pilkada Jakarta.
Ira Koesno sebelumnya sempat menjadi moderator di debat putaran pertama. Dia justru menjadi magnet para penonton dan masyarakat dunia maya dalam debat tersebut.
Tak lama setelah debat, netizen ramai membicarakan presenter tersebut.