Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta untuk tidak hanya mengandalkan pompa-pompa (polder) untuk membuang air yang menggenangi atau membanjiri suatu wilayah di ibu kota.
Pimpinan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta Ubaidillah mengatakan jika Jakarta masih banjir, kemungkinan karena poldernya masih belum bisa menjadi solusi atasi banjir yang terjadi.
“Secara teknis, Pemprov DKI kurang siap siaga atasi banjir untuk mengontrol, mengendalikan pompa-pompa yang menjadi andalannya,” ujarnya, Senin (12/2/2018).
Menurut Ubaidillah, ada tiga faktor penyebab banjir di wilayah Jakarta, yaitu banjir kiriman dari Bogor, pasang air laut, serta hujan lokal yang cenderung sering terjadi. Ketika air kiriman atau hujan lokal terjadi, sedangkan pompa tidak berjalan atau bermasalah, maka Jakarta dapat berpotensi banjir dan lumpuh.
Untuk itu, lanjutnya, Pemprov DKI Jakarta diminta untuk tidak hanya bergantung pada pompa-pompa air. Ke depannya, Pemprov DKI Jakarta harus bisa mempertahankan lahan yang tersisa dan berfungsi secara ekologis.
Jika memungkinkan, lahan yang sudah ditukar guling harus dibeli kembali atau dibebaskan.
“Selain itu, drainase atau saluran mikro, sedang, dan besar, serta sungai dan kanal harus bebas dari sampah dan limbah,” tambah Ubaidillah.