Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPRD DKI : Presiden Gak Berani Bawa Tamu Negara ke Tanah Abang Lagi

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Walikota dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memperhatikan penataan pedagang kaki lima (PKL), khususnya di sentra perdagangan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Pedagang kaki lima (PKL) berjualan di trotoar pasar Tanah Abang blok F, Jakarta, Sabtu (28/4). Kondisi kawasan Tanah Abang saat ini kembali semrawut karena banyaknya pedagang yang membuka lapak di sepanjang trotoar depan pasar Tanah Abang blok F. Keberadaan lapak PKL tersebut membuat banyak warga berkerumun di trotoar sehingga menimbulkan kemacetan lalu-lintas. /Antara
Pedagang kaki lima (PKL) berjualan di trotoar pasar Tanah Abang blok F, Jakarta, Sabtu (28/4). Kondisi kawasan Tanah Abang saat ini kembali semrawut karena banyaknya pedagang yang membuka lapak di sepanjang trotoar depan pasar Tanah Abang blok F. Keberadaan lapak PKL tersebut membuat banyak warga berkerumun di trotoar sehingga menimbulkan kemacetan lalu-lintas. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Walikota dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memperhatikan penataan pedagang kaki lima (PKL), khususnya di sentra perdagangan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Politisi PDI Perjuangan tersebut mengungkapkan situasi Tanah Abang saat ini sangat kumuh karena menjamurnya lapak PKL di pinggir jalan. Dia malah menyebutkan Presiden Joko Widodo sudah enggan mengajak tamu negara ke Tanah Abang.

"Selalu Presiden [Jokowi] membawa tamunya ke situ [Tanah Abang]. Sekarang Presiden enggak berani karena kekumuhan itu terjadi dan kalau masuk ke situ, akhirnya menghambat dan bikin macet ke mana-mana," katanya saat rapat di Komisi B DPRD DKI, Senin (12/11/2018).

Dia mengatakan pemerintah harus bertanggung jawab menjaga keamanan dan kenyamana di tempat umum. Menurutnya, jika pemerintah tak tegas untuk mengatur, akan banyak PKL yang memenuhi trotoar atau bahkan badan jalan sehingga mengganggu lalu-lintas.

Pras, sapaan akrabnya, mengatakan SKPD harus bisa menggu akan anggaran secara cepat dan tepat. Pasalnya, dia mendengar ada keributan di pihak internal SKPD sehingga berimbas kepada masyarakat.

"Kami rasakan di SKPD ni kadis kalah sama [pejabat pembuat komitmen]. Saya gak mau dengar itu pak, kasian masyarakat. Masa gara-gara keributan di internal akhirnya masyarakat gak bisa merasakan anggaran pajak yang dia bayar ke pemerintah," ungkapnya.

Terkait pembangunan Tanah Abang, Pras juga mempertanyakan konsep pembangunan Sky Bridge yang saat ini tengah berjalan. Jika nanti pedagang dipindahkan ke atas atau Sky Brigde, apakah pedagang di trotoar akan ditertibkan.

Menurutnya, situasi Tanah Abang makin semrawut sejak pemerintahan Gubernur DKI Anies Baswedan dan mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno memperbolehkan PKL berjualan di trotoar.

"Dulu saya sebagai salah satu orang yang turut membantu pak Jokowi, Pak Sekda pada saat itu sebagai Walikota Jakpus, Kapolsek, Kapolda, bahkan Pangdam Jaya membersihkan tempat itu. Saya minta konsentrasi sekali Pak di daerah Jakarta Pusat karena pasar Tanah Abang adalah ikon UMKM Indonesia," ucapnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sering mengajak tamu kenegaraan berkunjung ke Pasar Tanah Abang. Tokoh-tokoh besar yang pernah diajak "blusukan" ke pusat perdagangan tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu, a.l. pendiri Facebook Mark Zuckerberg, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, hingga Bos International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper