Bisnis.com, JAKARTA–PT MRT Jakarta berikan kesempatan kepada 16 UMKM untuk berdagang di stasiun milik PT MRT Jakarta.
Adapun stasiun-stasiun yang dimaksud adalah Stasiun Lebak Bulus dengan enam gerai UMKM, Stasiun Fatmawati dengan enam gerai UMKM, Stasiun Haji Nawi dengan satu gerai UMKM, Stasiun Blok A dengan satu gerai UMKM, dan Stasiun Dukuh Atas dengan dua gerai UMKM.
Dalam menentukan UMKM mana yang layak untuk membuka usaha di stasiun MRT, PT MRT Jakarta bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI yang diminta untuk menyeleksi UMKM-UMKM yang mendaftar untuk berdagang di stasiun milik PT MRT Jakarta.
PT MRT Jakarta membatasi UMKM yang berpartisipasi dalam seleksi tersebut dalam tiga kategori yaitu delapan gerai kuliner, lima gerai fashion, dan tiga gerai kerajinan tangan.
Selain kriteria di atas, UMKM yang ingin membuka gerai di Stasiun MRT harus dimiliki oleh WNI, belum memiliki waralaba, memiliki laporan keuangan dalam satu tahun terakhir, dan siap membuka gerai mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
UMKM yang mengikuti seleksi pun dituntut untuk menjual produk yang orisinil serta kreatif.
UMKM yang terpilih dan menjadi mitra PT MRT Jakarta nantinya hanya dikenakan biaya sewa sebesar Rp1.360.000 per bulan tanpa biaya tambahan lain.
Adapun proses seleksi UMKM akan dimulai pada Januari 2019 dan hasilnya akan diumumkan pada 18 Februari 2019. Ke-16 UMKM yang terdaftar pun akan langsung bisa membuka gerainya ketika MRT Fase 1 mulai beroperasi pada Maret 2019.
Deputi Pemasaran Bekraf RI Joshua Puji Mulia Simandjuntak pun mengapresiasi langkah PT MRT Jakarta yang mendukung tumbuh kembang UMKM yang bergerak di sektor kreatif ini.
“BEKRAF menyambut positif tawaran diadakannya retail UMKM di dalam stasiun MRT Jakarta, sebagai bagian dari sejarah perubahan bagi warga Jakarta. Stasiun MRT Jakarta hadir mendukung UMKM,” kata Joshua pada Kamis (24/1/2019).