Jakarta Milik Bersama
Sebelumnya, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memprakirakan jumlah pendatang baru mencapai 20.000 hingga 50.000 orang usai libur Lebaran 2022.
Pendatang baru sebanyak itu dipicu beberapa faktor. Salah satunya, kasus Covid-19 di Ibu Kota yang semakin terkendali.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan tidak ada Operasi Yustisi untuk pendatang baru pascalibur Lebaran 2022.
Menurutnya, Jakarta merupakan milik bersama, bahkan warga asing pun diperbolehkan datang.
"Jadi kita tidak pernah ada pembatasan apalagi larangan orang datang ke Jakarta," kata Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2022)
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat yang ingin mengadu nasib di Jakarta untuk benar-benar sudah memiliki tujuan, sehingga tidak menjadi pengangguran.
"Jangan sampai nanti mendapatkan informasi yang salah, lalu datang ke Jakarta sampai di Jakarta tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang diharapkan. Kemudian menjadi pengangguran atau tidak jelas nanti statusnya, tidak jelas tinggal di mana, bekerja di mana akhirnya menimbulkan masalah lainnya," paparnya.
Wagub menegaskan pihaknya tetap mempertimbangkan untuk melakukan Operasi Yustisi apabila diperlukan.
Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin, tren pendatang baru di Jakarta menurun dua tahun terakhir karena pandemi Virus Corona (Covid-19).
Dia memperkirakan pendatang baru kemungkinan akan mencapai sekitar 150 ribu -180 ribu/ tahun dan jumlah bulan terbanyak adalah bulan saat arus balik mudik Lebaran.
"Kami perkirakan bulan mei ini terjadi lonjakan menjadi 20.000 sampai dengan 50.000 pendatang baru di Jakarta," katanya dikonfirmasi.
Adapun data pendatang baru selama 4 tahun terakhir: Tahun 2021 = 138.740
Tahun 2020 = 113.814
Tahun 2019 = 169.778
Tahun 2018 = 151.017