Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaji Kenaikan Tarif Transjakarta, Dishub DKI: Kita Cek Ombak

Sejauh ini, rencana kenaikan tarif Transjakarta belum bisa diumumkan. Namun demikian pada 2007 tarif transportasi tersebut sebesar Rp3.500 sampai saat ini. 
Bus Transjakarta melintas di Halte Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (17/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Bus Transjakarta melintas di Halte Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (17/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyatakan ada usulan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) untuk menaikan tarif transportasi Transjakarta yang belum ada perubahan harga dari 2007. 

Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan rencana kenaikan tarif Transjakarta baru tahap survei saja karena pihaknya menerima surat dari DTKJ terkait penyesuaian tarif untuk mengimbangi adanya kenaikan tarif di KRL. 

“Kami hanya melakukan cek ombak saja dan kami harapkan hal tersebut sebagai bahan kami untuk evaluasi. Sempat ada masukan juga untuk digratiskan saja dengan berbagai analisis yang ada. Tentu data ini nantinya akan diperkaya lagi,” ujar Syafrin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (3/4/2023). 

Sejauh ini, rencana kenaikan tarif Transjakarta belum bisa diumumkan oleh Dishub DKI Jakarta. Namun demikian pada 2007 tarif transportasi tersebut sebesar Rp3.500 sampai saat ini. 

“Melihat dari tarif eksisting sebesar Rp3.500 sejak 2007 tidak naik, sementara sisi lain tarif moda angkutan seperti KRL naik ya tarifnya,” jelasnya. 

Di sisi lain, PT Trasnportasi Jakarta (Transjakarta) akan memulai proses pengadaan 120 unit bus listrik yang ditargetkan beroperasi akhir 2023.

Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta Yoga Adiwinarto mengatakan, dalam waktu 1-2 bulan ke depan Transjakarta akan memulai proses pengadaan 120 unit bus listrik, sehingga target 220 unit bus listrik tahun ini diharapkan tercapai.

“120 unit bus listrik ini belum ada kontraknya, saat ini Transjakarta masih dalam tahap persiapan proses pengadaan,” ujar Yoga.

Yoga menyampaikan, pengadaan bus listrik merupakan bagian dari program Transjakarta untuk menggantikan bus yang sudah berakhir masa pakainya, dan juga untuk menambah unit-unit bus baru seiring dengan perkembangan mobilitas yang ada di Jakarta.

“Kami perlu banyak untuk menambah rute, membuka rute-rute baru, terus juga menambah frekuensi bus, di mana semuanya itu membutuhkan tambahan armada,” jelas Yoga.

Sebagai informasi, Transjakarta merencanakan pada 2030 semua armada Transjakarta sudah menggunakan bahan bakar listrik. Namun untuk mencapai target ini Transjakarta melakukannya secara bertahap, yang dimulai dari bus-bus ukuran besar, yang sudah dilakukan sejak 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper