Bisnis.com, JAKARTA — Volume transaksi QR Indonesian Standard atau QRIS di Jakarta melonjak 166% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 907 juta transaksi pada kuartal I/2025.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jakarta Arlyana Abubakar menyampaikan jumlah pengguna QRIS di Jakarta tercatat mencapai 5,99 juta atau tumbuh 5% (yoy). Angka ini menyumbang sekitar 10,65% dari total pengguna QRIS nasional.
Pertumbuhan tersebut dipacu oleh optimalisasi penyelenggaraan event serta pendalaman literasi digital masyarakat. Pertumbuhan ini juga ditopang oleh semakin luasnya penerimaan QRIS oleh pelaku usaha.
“Ini [volume transaksi QRIS] tumbuh 166% yoy dan ini tentunya didorong dari sisi supply, seiring meningkatnya akseptasi pelaku usaha terhadap QRIS yang mencapai 6 juta atau tumbuh 14%,” dalam paparannya mengenai Perkembangan dan Prospek Perekonomian Jakarta, di Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
Bank Indonesia juga mencatat penguatan digitalisasi di sektor transportasi terutama dalam implementasi fitur QRIS Tap yang resmi diluncurkan pada 14 Maret 2025.
Implementasi ini, lanjutnya, akan diperluas ke seluruh stasiun MRT, Transjakarta, LRT Jakarta dan LRT Jabodebek, KRL Jabodetabek dan Yogyakarta-Solo.
Baca Juga
Ekosistem pembayaran digital Jakarta juga diperkuat oleh peningkatan penggunaan uang elektronik dan aktivitas belanja daring melalui e-commerce.
Diberitakan sebelumnya, secara nasional, Bank Indonesia melaporkan bahwa transaksi QRIS terus meningkat hingga Maret 2025, atau di tengah komplain Amerika Serikat terhadap sistem pembayaran RI.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada kuartal I/2025 tetap tumbuh didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
“Volume transaksi pembayaran digital melalui QR Indonesian Standard [QRIS] tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15% year on year [YoY], didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (23/4/2025).
Secara umum, BI juga mencatat bahwa pembayaran digital hingga bulan ketiga tahun ini mencapai 10,76 miliar transaksi atau tumbuh 33,50% (YoY).