Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKON WISATA: Rehabilitasi 134 cagar budaya, Pemprov DKI butuh Rp1,2 triliun

JAKARTA: Guna meningkatkan daya tarik wisata di Kota Tua, Pemprov DKI mengemukakan rencana revitalisasi 134 bangunan cagar budaya yang merupakan peninggalan Belanda, dimulai tahun depan.

JAKARTA: Guna meningkatkan daya tarik wisata di Kota Tua, Pemprov DKI mengemukakan rencana revitalisasi 134 bangunan cagar budaya yang merupakan peninggalan Belanda, dimulai tahun depan.

Total dana yang dibutuhkan untuk proses pengembangan termasuk pengadaan infrastruktur, promosi, dan pengembangan industri hiburan diperkirakan mencapai Rp1,2 triliun. Meskipun begitu, dalam prosesnya Pemprov DKI akan melibatkan pemerintah pusat maupun swasta.

Kepala Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan DKI Arie Budhiman menuturkan proses pengembangan Kota Tua sebagai pusat kreativitas akan dilakukan dalam waktu sekitar 2-3 tahun. “Tidak seluruhnya ditanggung oleh Pemprov DKI. Akan kita libatkan pihak lain,” ujarnya, Minggu (16/12).

Arie menilai Kota Tua merupakan kawasan yang strategis sehingga berpotensi besar dalam pariwisata di Ibu Kota. Menurut data Disparbud DKI, jumlah pengujung rata-rata selama lima tahun terakhir.

mengalami kenaikan 33,4% setiap tahunnya. Ditargetkan tahun ini jumlah wisatawan mencapai 1,1 juta.“Data tersebut hanya berdasarkan kunjungan ke museum-museum. Kalau termasuk kunjungan ke plaza Taman Fatahillah, diproyeksikan mencapai 2 juta wisatawan,” paparnya.

Adapun wilayah yang menjadi fokus dalam pengembangan adalah di kawasan Sunda Kelapa dengan luas 163 ha dengan 75 bangunan cagar budaya, serta kawasan Taman Fatahillah mencapai 87 ha dengan 59 bangunan cagar budaya.

Dia mengungkapkan seluruh bangunan tersebut akan direvitalisasi tanpa mengubah bangunan aslinya. Rencananya, bangunan yang sudah tidak terpakai akan dimanfaatkan untuk hotel, butik, maupun restoran. Arie menyebutkan, dari 134 bangunan, hanya lima bangunan yang dimiliki Pemprov DKI.

Kelimanya yakni Museum Sejarah Jakarta, Museum Bahari, Balai Konservasi, Museum Wayang, serta Museum Seni Rupa dan Keramik. Untuk itu, pihaknya akan menggandeng instansi lain sebagai pemilik bangunan cagar budaya yang ada.

 

"Kepemilikan bangunan yang paling banyak adalah swasta dan BUMN. Kita harus meminta dukungan pemerintah pusat, termasuk juga Kementerian Keuangan. Tahap berikutnya adalah membuat format kerja samanya," ujarnya.

Pemprov DKI menawarkan ada pemberian insentif bagi swasta seperti kemudahan usaha dan keringanan pajak jika berkenan bekerja sama dalam proses tersebut. Jika menolak, proses revitalisasi bisa dikerjasamakan atau diambil alih oleh Pemprov DKI. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Basuki T. Purnama sebelumnya, perlu dilakukan penataan di Kota Tua yang saat ini masih terlihat kumuh. Proses penataan dipastikan akan meningkatkan investasi di kawasan sekitar.

"Kota Tua itu terlalu bernilai kalau disia-siakan. Tidak ada komunitas yang mengurus. Pengusaha juga tidak mau berinvestasi karena terlalu kumuh," ujarnya.

Proses pemetaan, kata Basuki, tengah dipersiapkan oleh Disparbud DKI sejak beberapa waktu lalu. dia menilai wilayah penataan harus dipersempit. “Kalau terlalu luas, akan menyulitkan pengelolaannya,” tuturnya.

Kawasan Kota Tua sendiri dibagi dalam lima Zona yakni Sunda Kelapa, Taman Fatahillah, Pecinan, Pekojan, dan kawasan pendukung. Proses penataan akan dikonsentrasikan pada dua zona utama yakni Sunda Kelapa dan Taman Fatahillah.

Di sekitar wilayah Sunda Kelapa, fokus penataan mencakup kawasan bahari, perkampungan etnik, dan pergudangan, termasuk di dalamnya daerah di sekitar Museum Bahari.

Kemudian di Taman Fatahillah dengan memberikan fungsi museum, industri kreatif, dan fungsi campuran pada karakter bangunan tua yang sudah ada. Pada zona ini terdapat pula Museum Sejarah Jakarta atau yang dikenal dengan Museum Fatahillah. (arh)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Fatia Qanitat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper