BISNIS.COM, JAKARTA— Sejumlah media cetak hari ini, Senin (3/6/2013), menyoroti isu mulai dari kewaspadaan terhadap stagnasi ekonomi akibat middle income trap sampai pada isu serbuan produk China dan informasi mengenai obligasi jatuh tempo tertinggi pada 2014.
“Awas Stagnasi Ekonomi”: Indonesia harus mewaspadai terjadinya stagnasi perekonomian akibat jebakan pendapatan menengah (middle income trap). Sejumlah langkah harus disiapkan, antara lain dengan menekan ketimpangan pendapatan dan mendorong produktivitas tenaga kerja (KOMPAS)
“Dana Asing Cabut, Investor Lokal Masuk”: Akhir Mei 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di level 5.068,63, menjauhi rekor tertingginya di posisi 5.214,98 yang terjadi 20 Mei 2013. Dari sisi aliran dana asing, selama Mei, penjualan bersih (net sell) asing di pasar reguler senilai Rp7,79 triliun (KONTAN).
“Konsumsi Domestik Kerek Inflasi Menjadi Tinggi”: Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global, strategi pemerintah yang mengandalkan investasi dan konsumsi domestik untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 6,2% pada 2013 dipertanyakan kalangan pengamat dan akademisi. Pasalnya, strategi seperti itu dianggap belum mampu menangkal serbuan produk China yang masuk ke dalam negeri di tengah melemahnya ekspor Indonesia. Ancaman lainnya, adalah pelebaran defisit primer APBN diprediksi akan membuat kondisi nilai rupiah makin terdepresiasi terhadap dolar AS (NERACA).
“Indonesia Bakal Terhindar dari Middle Income Trap”: Indonesia bakal terhindar dari middle income trap atau perangkap pendapatan menengah. Dengan semangat dan optimisme serta program dan agenda yang tepat sesuai visi bangsa, Indonesia akan naik ke level berikut. Indonesia pada 10-15 tahun mendatang akan masuk ke level high income country, negeri dengan PDB per kapita di atas US$15.000 (INVESTOR DAILY)
“Obligasi Jatuh Tempo Tertinggi di 2014”: Nilai obligasi jatuh tempo pada 2014 mencapai Rp36,57 triliun, merupakan nilai yang tertinggi dari semua obligasi korporasi yang jatuh tempo hingga 2032. Menurut analis ada potensi peningkatan beban bagi perusahaan yang akan menerbitkan obligasi jatuh tempo pada 2014 karena kenaikan kupon seiring peningkatan risiko memasuki tahun politik (INDONESIA FINANCE TODAY). (ltc)